Pria kelahiran Chicago tahun 1955 ini dikenal luas atas kiprah misionernya di Amerika Latin. Sebagian besar masa pelayanannya dihabiskan di wilayah tersebut, termasuk lebih dari satu dekade mengabdi di Trujillo, Peru.
Ia kemudian diangkat menjadi Uskup Chiclayo dan melayani hingga tahun 2023. Prevost juga dikenal sebagai figur yang sangat memahami dinamika umat Katolik di Amerika Latin, kawasan yang menampung hampir 40 persen dari populasi umat Katolik global.
Baca Juga:
Habemus Papam! Kardinal Robert Francis Prevost Terpilih Jadi Paus Leo XIV
Tak hanya menjabat sebagai Uskup dan Kardinal, Prevost juga memimpin Komisi Kepausan untuk Amerika Latin. Lembaga ini berperan besar dalam menjaga hubungan antara Vatikan dan komunitas Katolik di kawasan yang terus berkembang itu.
Ia juga sempat ditunjuk oleh Paus Fransiskus sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup, jabatan strategis yang mengawasi proses seleksi para uskup di seluruh dunia.
Dalam wawancara bersama Vatican News, Paus Leo XIV menegaskan bahwa semangat misionaris tetap menyala dalam dirinya meskipun kini memegang jabatan tertinggi dalam Gereja Katolik.
Baca Juga:
Jet Tempur F-18 AS Jatuh ke Laut Merah dari Kapal Induk Truman
“Panggilan saya, sebagaimana setiap orang Kristen, adalah untuk menjadi misionaris dan mewartakan Injil di mana pun saya berada,” ujar beliau, sebagaimana dikutip oleh CNN.
Karakter reformis pun melekat pada figur Prevost. Dilansir dari The Telegraph, ia pernah membuat gebrakan dengan menunjuk tiga perempuan sebagai bagian dari blok pemilih dalam proses seleksi uskup, langkah yang dianggap progresif dalam struktur hirarki Gereja yang selama ini didominasi laki-laki.
Dengan kewarganegaraan ganda Amerika Serikat dan Peru, serta pengalaman lintas budaya dan geografis, Paus Leo XIV diharapkan mampu memimpin Gereja Katolik dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.