Masker oksigen yang dimaksud telah diganti hanya tiga hari sebelum penerbangan naas oleh pekerja pemeliharaan EgyptAir, tetapi untuk alasan yang tidak diketahui katup pelepasnya disetel ke "posisi darurat", yang menurut manual keselamatan Airbus, dapat menyebabkan kebocoran.
Parahnya, pada saat kejadian, pilot EgyptAir diizinkan merokok di kokpit—aturan yang telah berubah. Menurut pakar penerbangan Prancis, asap di dalam pesawat, dikombinasikan dengan oksigen yang bocor, telah memicu kebakaran.
Baca Juga:
Skoliosis Bisa Dicegah, Asalkan Jaga Postur dan Gaya Hidup Sehat
Kecelakaan pesawat yang mematikan inni menjadi subjek kasus pembunuhan di Pengadilan Banding Paris. Laporan investigasi setebal 134 halaman, yang ditinjau oleh surat kabar Italia, Corriere della Serra, diserahkan ke pengadilan Paris atas permintaan hakim setempat.
Mesir telah menolak untuk merilis laporannya sendiri tentang kecelakaan itu dan pada 2018 menolak temuan awal BEA, menganggapnya "tidak berdasar." Keluarga korban menuduh pihak berwenang Mesir gagal bekerja sama dalam penyelidikan kecelakaan itu.
Antoine Lachenaud, seorang pengacara yang mewakili keluarga Clement Daeschner-Cormary, seorang penumpang berusia 26 tahun yang meninggal, mengatakan laporan baru menunjukkan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh kesalahan manusia.
Baca Juga:
Lutut Sakit Saat Bergerak? Ini 7 Pemicu dan Solusi Ampuhnya!
“Bila peringatan diabaikan secara sistematis, ini mengakibatkan kecelakaan dan menjadi tidak mungkin untuk mempertahankan bahwa ini karena kebetulan,” katanya, seperti dikutip dari New York Post, Kamis (28/4/2022). [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.