WahanaNews.co | Pada hari Minggu (9/1), Tianjin, China melaporkan dua kasus lokal Covid-19 yang berhubungan dengan varian Omicron. Sebanyak 18 kasus lain ditemukan dalam tes lanjutan pada kelompok berisiko tinggi.
Kasus Covid-19 yang terdeteksi di Tianjin, kebanyakan menimpa anak-anak. Lebih dari separuh kasus infeksi virus corona di Tianjin menimpa anak SMP dan SD.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Tianjin sendiri mencatat total 40 kasus Covid-19, dikutip dari Global Times.
Menurut otoritas kesehatan Tianjin, sebanyak 15 dari 20 kasus terkonfirmasi pada anak 8 sampai 13 tahun. Kasus ini terkonsentrasi pada kelas penitipan anak yang tersebar di tiga sekolah, dalam China Newsweek.
Kota itu melaporkan 20 kasus tambahan pada Minggu (9/1). Sebanyak sembilan diantaranya menimpa anak 15 tahun ke bawah, membuat total infeksi Covid dalam kelompok anak mencapai 24 kasus.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Angka ini lebih dari setengah total kasus infeksi virus corona di Tianjin.
Ahli virologi China mengatakan pada China Newsweek secara anonim terkait situasi di Tianjin. Ia menilai kasus di kota itu mengkhawatirkan. Alasannya, penyebaran varian Omicron di sana masih tak jelas disebabkan oleh apa dan kebanyakan infeksi virus corona menimpa anak-anak.
"Ini karena Omicron lebih berdampak kepada anak-anak dibandingkan orang dewasa," kata ahli virologi itu.
Menurut data resmi, Tianjin telah memvaksinasi lengkap 94 persen warga 12 tahun ke atas. Namun, data itu tak menunjukkan tingkat vaksinasi untuk anak di bawah 12 tahun.
Sementara itu, anak-anak yang terinfeksi varian Covid-19 mengalami gejala ringan dan risiko sedang. Namun, varian Omicron menginfeksi lebih banyak anak, menyebabkan lebih banyak gejala akut, dan meningkatkan angka rawat inap.
Selain itu, anak terinfeksi Covid yang tak mendapatkan vaksin bisa menularkan virus kepada orang tua mereka.
Di sisi lain, kepala psikiater di Hangzhou, provinsi Zhejiang, Li Huanlong menuturkan setidaknya ada tiga generasi yang terinfeksi Covid-19, dari staf pusat penitipan anak, murid-murid, dan orang tua murid.
"Mungkin sudah ada rantai transmisi panjang sebelum kasus ditemukan dan kita tak mengetahui sampai berapa generasi virus ini menyebar sejauh ini," tutur Li.
Li juga menekankan "wabah terdeteksi lebih lambat dan sumber virus masih belum jelas, dan setidaknya satu atau dua tes Covid-19 massal diperlukan sebelum kita bisa mendapatkan penilaian yang jelas."
Sebelumnya, tes massal Covid-19 dilakukan 14 juta warga di kota Tianjin pada Minggu (9/1). [rin]