WahanaNews.co | Lagi,
Amerika Serikat mengambil sikap berbeda menanggapi konflik antara Israel dan
Palestina. Sudah ketiga kalinya, Amerika Serikat mengambil hak veto untuk
menghentikan upaya dewan keamanan PBB menyikapi konflik Israel dan Palestina.
Baca Juga:
AS Gelontorkan Bantuan Militer Senilai Rp 421 Triliun ke Israel
Pada pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) PBB pertama pada
Minggu (10/5) sampai Rabu (12/5), Amerika Serikat juga mengambil sikap serupa.
Kemudian pada pertemuan darurat DK PBB yang kedua kalinya pada Kamis (13/5)
kemarin, juga tidak ada keputusan bersama semua anggota DK PBB terkait konflik
Israel Palestina.
Pada pertemuan kedua tersebut, dilansir dari AFP, sebetulnya
14 dari 15 anggota dewan mendukung adopsi deklarasi bersama untuk mengurangi
ketegangan antara Israel dan Palestina. Namun, Amerika Serikat - yang merupakan
sekutu dekat Israel - menentang hal itu.
Amerika Serikat menilai DK PBB cukup mengeluarkan sebuah
pernyataan keprihatinan. Menurutnya, deklarasi bersama
"kontraproduktif".
Baca Juga:
Presiden Abbas: Pertimbangkan Ulang Hubungan dengan AS Setelah Veto PBB
Lantaran tidak mendapatkan suara bulat, akhirnya tiga negara
anggota DK PBB, Tunisia, Norwegia dan China meminta agar pertemuan darurat
kembali digelar. Menurut seorang diplomat, gagasan pertemuan ketiga dalam waktu
kurang dari seminggu didorong oleh Palestina.
Tujuan dari pertemuan baru tersebut sebetulnya untuk mencoba
berkontribusi pada perdamaian dan agar Dewan Keamanan dapat mengekspresikan
dirinya dan menyerukan gencatan senjata.
Namun lagi-lagi, pada pertemuan ketiga, yang digelar pada
Minggu (16/5) sampai Senin (17/5) kemarin kembali menemui jalan buntu. Pasalnya
Amerika Serikat kembali memblokir diadopsinya pernyataan gabungan Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menyerukan penghentian kekerasan
antara Israel dan Palestina.