Pemblokiran oleh AS dalam forum Dewan Keamanan (DK) PBB ini
pun memicu digelarnya serangkaian sesi tertutup darurat yang baru pada Selasa
(18/5) waktu setempat.
Draf yang disusun oleh China, Tunisia dan Norwegia itu
diserahkan pada Minggu (16/5) tengah malam untuk disetujui 15 negara anggota DK
PBB pada Senin (17/5) waktu setempat, dimentahkan AS, saat jet-jet tempur
Israel terus menggempur Jalur Gaza dan total korban tewas akibat pertempuran sepekan
terakhir melebihi 200 orang.
Baca Juga:
Protes Keras, Israel Kumpulkan Dubes Negara-negara Pendukung Palestina Jadi Anggota PBB
Dituturkan salah satu diplomat PBB kepada AFP bahwa AS
mengindikasikan 'saat ini tidak bisa mendukung pernyataan' oleh DK PBB.
3 pertemuan DK PBB yang lalu pun diakhiri tanpa mencapai
posisi bersama -- dengan AS sebagai sekutu dekat Israel dituduh sengaja
menghalangi upaya DK PBB.
Karena itulah, misi diplomatik Norwegia untuk PBB mengumumkan
bahwa DK PBB akan menggelar pertemuan tertutup darurat yang terbaru untuk
membahas konflik Israel-Palestina pada Selasa (18/5) waktu setempat. Dengan
demikian ini menjadi pertemuan keempat sejak 10 Mei.
Baca Juga:
AS Gelontorkan Bantuan Militer Senilai Rp 421 Triliun ke Israel
"Situasi di lapangan terus memburuk. Warga sipil yang
tidak bersalah terus terbunuh dan mengalami luka-luka. Kami ulangi: Hentikan
serangan. Akhiri permusuhan sekarang," demikian pernyataan delegasi
diplomatik Norwegia via Twitter.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menjelaskan betapa
pentingnya posisi terkonsolidasi terkait konflik tersebut. Suara yang kuat dan
bersatu dari DK PBB, menurutnya akan berpengaruh atas konflik Israel dan
Palestina.
"Saya sungguh-sungguh akan menyatakan kembali perlunya
suara yang sangat kuat dan bersatu dari Dewan Keamanan, yang menurut kami akan
berpengaruh," tegasnya.