"Keluarga tidak perlu menanti, karena setelah proses uji forensik dan kimia selesai, kami akan menghubungi keluarga yang berada paling dekat. Kami juga telah mendapatkan sekitar 22 nomor telepon dari keluarga yang paling dekat," ujarnya.
Para korban terdiri dari pilot Shahrul Kamal Ruslan dan Heikal Aras Abdul Azim. Pesawat Beechcraft Model 390 (Premier 1) dengan nomor registrasi N28JV ini membawa enam penumpang lainnya, yakni Kharil Azwan Jamaludin, Shaharul Amir Omar, Mohd Naim Fawwaz Mohamed Muaidi, Muhammad Taufiq Mohd Zaki, dan Idris Abdol Talib.
Baca Juga:
Kapolri Dapat Gelar Panglima Gagah Pasukan Polis dari Kerajaan Malaysia
Pejabat tingkat tertinggi dari Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia, Kapten Norazman Mahmud, menjelaskan bahwa komunikasi pertama antara pesawat tersebut dengan menara pengawas lalu lintas udara Subang terjadi pada pukul 14.47, dan izin untuk mendarat diberikan pada pukul 14.48.
Kemudian, pada pukul 14.51, menara pengawas melihat asap yang berasal dari lokasi kecelakaan, meskipun tidak ada panggilan "mayday" yang dilakukan oleh pesawat.
Pada sore Jumat (18/8/2023), saat mengunjungi keluarga korban di kompleks Departemen Forensik HTAR, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim menyatakan bahwa proses deteksi post-mortem dan tes DNA dari 10 korban akan dipercepat untuk memudahkan penanganan jenazah.
Baca Juga:
Pelaku Penyandera Bocah di Pospol Pejaten Mau Uang Tebusan dan Seorang Resedivis TPPO
Seperti dilansir The New Straits Times, Anwar juga menyampaikan kesiapan pemerintah memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh keluarga korban untuk meringankan beban mereka, terutama mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.