Sejauh ini, sebanyak 2.500 orang di Mariupol tewas akibat gempuran Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, turut mengecam bombardir Rusia ke Mariupol.
Baca Juga:
Tanda-Tanda Anak Cerdas Sejak dalam Kandungan
Menurutnya, serangan yang membahayakan warga sipil dan jalur evakuasi itu sebagai "kekejaman".
Tak hanya itu, Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko, juga menuduh pasukan Rusia melakukan genosida, sebab mereka menargetkan fasilitas dan warga sipil.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengklaim rumah sakit yang dibom di Mariupol itu merupakan pangkalan batalion Azov Ukraina.
Baca Juga:
Bappenas Sebut Prabowo Akan Bentuk Badan Khusus Pengurus Makan Bergizi Gratis
Lavrov menyatakan seluruh pasien dan perawat sudah pergi sebelum bom Rusia menghantam rumah sakit tersebut.
Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia membantah negaranya menyerang rumah bersalin, menyebut kabar tersebut sebagai upaya provokasi. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.