WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump kembali melontarkan ancaman keras terhadap Teheran.
Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dan siap mengambil tindakan militer jika diperlukan.
Baca Juga:
Trump Dorong Dialog Nuklir, Iran: Tak Ada Artinya Jika Masih Ada Ancaman
Ancaman ini menambah ketidakpastian di kawasan Timur Tengah, terutama setelah Pentagon mengambil langkah lanjutan dengan mengerahkan pesawat pengebom alias bomber B-2.
Sebagai respons atas pernyataan Trump, Pentagon telah mengirimkan pesawat pengebom B-2 ke pangkalan militer gabungan AS-Inggris di Pulau Diego Garcia, Samudra Hindia.
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran, serta operasi militer AS di Yaman.
Baca Juga:
Trump Ultimatum Iran: Setiap Serangan Houthi Akan Dibalas Keras!
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan bahwa pengerahan pesawat B-2 tergantung pada bagaimana Iran merespons ancaman yang telah disampaikan Trump.
Hegseth menekankan bahwa keberadaan pesawat ini dapat menjadi pesan kuat bagi pihak-pihak terkait.
Dalam pernyataannya pada Rabu (9/4/2025), Trump kembali mengulang ancamannya terhadap Iran.
Ia menyatakan bahwa meskipun AS tidak menginginkan perang, namun jika Iran tetap bersikeras mengembangkan senjata nuklir, maka opsi militer tetap terbuka.
"Saya tidak meminta banyak, tetapi Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Jika perlu tindakan militer, kami tidak akan ragu melakukannya," ujar Trump seperti dikutip dari Reuters.
Trump juga menegaskan bahwa Israel akan berperan dalam skenario militer terhadap Iran.
"Jelas sekali, Israel akan menjadi pemimpin dalam hal ini. Tidak ada yang mendikte kami. Kami melakukan apa yang kami mau," ucap Trump.
Meskipun demikian, Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang waktu dan cara serangan terhadap Iran.
Namun, Pentagon tampaknya telah menyiapkan berbagai opsi strategis, termasuk kemungkinan penggunaan pesawat pengebom B-2.
Ketika ditanya tentang pemindahan bomber B-2 ke Pulau Diego Garcia dan apakah hal ini merupakan bagian dari ancaman bagi Iran, Hegseth memberikan jawaban diplomatis. "Kami biarkan mereka (Iran) yang memutuskan," katanya.
"(B-2) adalah aset yang luar biasa. Keberadaannya bisa menjadi pesan kuat bagi semua pihak yang terlibat," ujar Hegseth, seperti dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, Hegseth menekankan bahwa Trump berharap dapat menyelesaikan isu nuklir Iran melalui jalur diplomatik.
"Presiden Trump sangat jelas mengatakan bahwa Iran tidak boleh memiliki bom nuklir. Kami berharap penyelesaiannya bisa dilakukan secara damai," tuturnya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]