Di saat bersamaan, kapal induk USS Nimitz dialihkan dari Laut Cina Selatan menuju Timur Tengah, bergabung dengan USS Carl Vinson yang sudah berada di Laut Arab.							
						
							
							
								Pejabat Departemen Pertahanan AS menyatakan bahwa pengerahan ini untuk "melindungi pasukan AS di Timur Tengah dan menjaga postur pertahanan". 							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Bamsoet Ajak Sejawat Alumni Lemhannas Perkuat Ketahanan Nasional Hadapi Dinamika Geopolitik Global
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Pengebom siluman B-2, satu-satunya pesawat AS yang mampu menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah Iran, juga dikabarkan dalam kesiapan tempur.							
						
							
							
								Pangkalan Whiteman di Missouri, rumah bagi armada B-2, bahkan mengumumkan peningkatan langkah pengamanan.							
						
							
							
								Di beberapa wilayah seperti Bahrain, Irak, dan Kuwait, personel serta keluarga staf AS diberi izin untuk meninggalkan pos. Komando Pusat AS (CENTCOM) dilaporkan memiliki sekitar 40.000 personel di Timur Tengah.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Tegaskan Tidak Ada Penyelesaian dengan Amerika
									
									
										
									
								
							
							
								Bentuk Satuan Tugas Khusus							
						
							
							
								Menanggapi situasi yang makin panas, Departemen Luar Negeri AS membentuk satuan tugas untuk membantu warga Amerika yang ingin meninggalkan wilayah konflik. 							
						
							
							
								Juru bicara Tammy Bruce mengatakan satuan tugas ini akan menghubungkan warga AS dengan kebutuhan darurat mereka.