Di saat bersamaan, kapal induk USS Nimitz dialihkan dari Laut Cina Selatan menuju Timur Tengah, bergabung dengan USS Carl Vinson yang sudah berada di Laut Arab.
Pejabat Departemen Pertahanan AS menyatakan bahwa pengerahan ini untuk "melindungi pasukan AS di Timur Tengah dan menjaga postur pertahanan".
Baca Juga:
Benarkah AS Tak Lagi Adidaya? Ini 3 Penyebab Runtuhnya Amerika Versi Warganya Sendiri
Pengebom siluman B-2, satu-satunya pesawat AS yang mampu menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah Iran, juga dikabarkan dalam kesiapan tempur.
Pangkalan Whiteman di Missouri, rumah bagi armada B-2, bahkan mengumumkan peningkatan langkah pengamanan.
Di beberapa wilayah seperti Bahrain, Irak, dan Kuwait, personel serta keluarga staf AS diberi izin untuk meninggalkan pos. Komando Pusat AS (CENTCOM) dilaporkan memiliki sekitar 40.000 personel di Timur Tengah.
Baca Juga:
Teror Drone Kamikaze Guncang Pangkalan Irak, Siapa Dalangnya?
Bentuk Satuan Tugas Khusus
Menanggapi situasi yang makin panas, Departemen Luar Negeri AS membentuk satuan tugas untuk membantu warga Amerika yang ingin meninggalkan wilayah konflik.
Juru bicara Tammy Bruce mengatakan satuan tugas ini akan menghubungkan warga AS dengan kebutuhan darurat mereka.