Konflik di Afrika pun tak luput dari daftar klaim Trump, seperti Rwanda dan Kongo yang menandatangani kesepakatan damai di Washington DC pada Juni setelah bertahun-tahun berseteru.
Trump menilai kesepakatan itu dapat meningkatkan perdagangan dengan AS, walaupun kedua pihak tetap saling menuduh melanggar gencatan senjata.
Baca Juga:
AS Beri Sinyal Bakal Invasi Afghanistan Lagi
Sementara itu, di Asia Tenggara, bentrokan perbatasan Thailand-Kamboja pada Juli diakhiri dengan gencatan senjata setelah Trump mengaku menekan kedua pihak, bahkan mengaitkannya dengan negosiasi perdagangan dengan AS.
Tak hanya itu, Armenia dan Azerbaijan yang terlibat konflik panjang soal Nagorno-Karabakh juga disebut berhasil mencapai kesepakatan damai pada 8 Agustus 2025 di Gedung Putih, yang membuat sebagian pihak menilai Trump layak menerima Hadiah Nobel Perdamaian.
Konflik lama Mesir dan Ethiopia soal Bendungan Nil pun masuk dalam daftar Trump, meski Ethiopia menolak campur tangan AS dan menilai ancamannya justru memperburuk ketegangan.
Baca Juga:
Trump Gegerkan Dunia dengan Ambisi Rebut Pangkalan Bagram Afghanistan
Di Eropa Timur, Trump juga mengklaim telah mencegah perang Serbia-Kosovo pada 27 Juni dengan mengancam menghentikan perdagangan dengan AS jika keduanya nekat berperang.
Meski demikian, banyak pihak meragukan klaim Trump yang menempatkan dirinya sebagai satu-satunya sosok yang mampu “mengakhiri perang” dalam tempo singkat.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.