"Kami menyerukan semua
revolusioner di negara ini, semua (pendukung Partai) Komunis, untuk turun ke
jalan di mana pun jika ada upaya untuk melakukan provokasi ini," kata
Diaz-Canel dalam pidato.
Negara yang dikuasai Partai Komunis
itu menderita krisis ekonomi yang memburuk selama dua tahun, di mana pemerintah
menimpakan kesalahan pada sanksi AS dan pandemi.
Baca Juga:
Harga BBM-nya Naik 500%, Dulu Negara Kaya Kini Bangkrut
Di lain pihak, para pengkritik
menyebut ketidakmampuan dan sistem satu partai gaya Soviet adalah penyebabnya.
Perpaduan antara sanksi internasional,
inefisiensi lokal, dan pandemi telah menumbangkan sektor pariwisata dan
memperlambat masuknya pendapatan dari luar negeri.
Kuba bergantung pada pariwisata untuk
dapat mengimpor sebagian besar makanan, bahan bakar, dan bahan baku untuk
pertanian dan manufaktur.
Baca Juga:
Peresmian Cafe & Resto 007 Berjalan Dengan Meriah
Ekonomi mereka menyusut 10,9 persen
pada tahun lalu dan 2 persen hingga Juni 2021.
Kuba mencatat lonjakan kasus dan
kematian akibat COVID-19 tahun ini, dengan rekor harian 6.900 kasus dan 47
kematian pada Sabtu.
Negara itu memiliki dua jenis vaksin Covid-19 dan mulai menggelar vaksinasi massal.