WahanaNews.co | Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan jika dirinya dan Presiden Vladimir Putin adalah satu-satunya pelaku yang mampu mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran, yang sekarang telah memasuki minggu keempat.
Namun dia memberi isyarat bahwa dia akan memberikan garis tegas terhadap penyerahan wilayah Ukraina, termasuk dua wilayah yang memisahkan diri dari pro-Moskow.
Baca Juga:
Rusia Gempur Kherson dengan 71 Rudal di Malam Natal
Oleh sebab itu Volodymyr Zelensky memperbarui permohonannya untuk melakukan pembicaraan dengan mitranya dari Rusia. Melalui televisi Amerika Serikat (AS), dia mengatakan negosiasi adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang, Minggu (20/3) kemarin.
"Saya siap untuk bernegosiasi dengan dia," kata Zelensky.
"Saya pikir tanpa negosiasi kita tidak dapat mengakhiri perang ini," lanjutnya melalui seorang penerjemah.
Baca Juga:
PM Polandia Ngamuk ke Zelensky: Jangan Hina Kami!
"Jika hanya ada satu persen kesempatan bagi kita untuk menghentikan perang ini, saya pikir kita perlu mengambil kesempatan ini untuk memiliki kemungkinan bernegosiasi, kemungkinan berbicara dengan Putin," katanya.
"Dialog adalah satu-satunya jalan keluar dan saya pikir hanya kita berdua, saya dan Putin, yang dapat membuat kesepakatan tentang ini," ungkapnya.
"Jika upaya ini gagal, itu berarti ini adalah perang dunia ketiga,” sambungnya.
Zelensky berulang kali memperingatkan potensi konflik Rusia-Ukraina untuk berkembang menjadi perang global habis-habisan.
Pengulangan seruan Zelenskyy untuk pembicaraan damai datang ketika dia dan warga Ukraina lainnya menuduh Rusia melakukan kejahatan perang setelah pihak berwenang mengatakan pasukan penyerang telah mengebom sebuah sekolah yang menampung sekitar 400 orang di kota Mariupol yang terkepung.
"Pasukan Rusia datang untuk memusnahkan kami, untuk membunuh kami," ujarnya.
Zelensky yang telah muncul sebagai pahlawan nasional karena sikapnya yang sangat terbuka terhadap Putin dan pasukannya, telah berbicara tentang perlawanan sengit Ukraina terhadap invasi dan mengatakan kepada Rusia bahwa beberapa ribu tentaranya telah tewas dalam pertempuran sejauh ini.
Bulan lalu, dalam sebuah langkah yang dianggap sebagai pemicu konflik, Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk, sebagai entitas independen. Kemudian perdebatan kian memanas tentang apakah Zelensky akan mengakui wilayah tersebut sebagai cara untuk mengakhiri perang. Tetapi pada Minggu (20/3) Zelensky berdiri menantang.
"Anda tidak bisa hanya menuntut dari Ukraina untuk mengakui beberapa wilayah sebagai republik independen," katanya.
"Kompromi ini benar-benar salah. Kita harus membuat model di mana Ukraina tidak akan kehilangan kedaulatannya, ini integritas teritorialnya,” lanjutnya.
Krisis di Ukraina telah memicu krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Putin mengklaim berusaha menghapus kecenderungan pro-Barat di negara bekas Soviet itu. [bay]