WahanaNews.co | Kementerian Luar Negeri Rusia keluarkan perintah pertahanan maksimal usai terjadi penembakan di sebuah sinagoge di kawasan Yerusalem timur pada Jumat (27/1) waktu setempat.
"Kami melihat perkembangan peristiwa ini dengan keprihatinan yang mendalam. Kami meminta semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan mencegah eskalasi ketegangan lebih lanjut," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP.
Baca Juga:
Warga Klaten Ditembak OTK Saat Melintas di Kampung, Polisi Lakukan Penyelidikan
"Peristiwa baru-baru ini dengan jelas menegaskan kebutuhan untuk segera melakukan kembali dialog konstruktif Palestina-Israel dan untuk melepaskan tindakan sepihak," sambung mereka.
Sebelumnya, penembakan di sebuah sinagoge di kawasan Yerusalem timur terjadi selama salat Sabat.
Seperti diberitakan AFP, polisi melaporkan tujuh orang tewas akibat penembakan tersebut. Sementara itu, layanan tanggap darurat Magen David Adom (MDA) mengatakan "10 korban dalam berbagai kondisi, termasuk kritis."
Baca Juga:
Soal Penembakan Trump, Eks Bos CIA Buka-bukaan Sebut Kejanggalan Ini
"Termasuk seorang berusia 70 tahun dalam kondisi kritis, seorang berusia 20 tahun dalam kondisi serius, dan remaja 14 tahun dalam kondisi sedang hingga serius," kata MDA.
Dalam pernyataan resmi, polisi juga mengatakan telah menetralisasi kawasan tersebut.
"Serangan teror di sebuah sinagoge di Yerusalem. Penembakan teroris telah dinetralkan di tempat kejadian. Pasukan polisi berada di tempat kejadian."
Penembakan terjadi di lingkungan Neve Yaakov di sektor timur Yerusalem, yang dianeksasi Israel setelah Perang Enam Hari pada 1967.
Di sisi lain, AS langsung mengutuk keras serangan mematikan di sinagoge Yerusalem timur. Mereka menyerukan solidaritas dengan Israel jelang kunjungan Menlu AS Antony Blinken ke Timur Tengah.
"Ini benar-benar mengerikan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel kepada wartawan.
"Kami mengutuk serangan teroris ini dengan tegas. Komitmen kami terhadap keamanan Israel tetap kuat, dan kami berhubungan langsung dengan mitra Israel kami."
"Kami berdiri dengan orang-orang Israel dalam solidaritas," katanya
Ia juga memastikan serangan di Yerusalem tidak mengubah rencana kunjungan Blinken yang dimulai Minggu (29/1).
Kunjungan dilakukan untuk membahas langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan. [rgo]