WahanaNews.co | Pusat
vaksinasi di seluruh ibu kota Filipina, Manila, saat ini beroperasi selama 24
jam untuk mempercepat vaksinasi serta memerangi lonjakan varian Delta yang
sangat menular.
Baca Juga:
Ditjen Pemasyarakatan Tegaskan Terpidana Mati Mary Jane Belum Bebas
Saat ini, baru sekitar 10 persen dari 110 juta penduduk di
negara itu yang sudah mendapatkan vaksinasi secara penuh. Sehingga, jutaan
warga lain tetap rentan terhadap infeksi Covid-19. Pemerintah Filipina
menargetkan imunisasi hingga 70 juta warga sebelum akhir tahun.
Mobilitas warga di Metro Manila yang berpenduduk 13 juta
orang telah dibatasi demi menahan penyebaran varian Delta yang pertama kali
terdeteksi di India.
Salvador Camacho (71), salah seorang warga, mengatasi
kekhawatiran efek samping vaksin dan memutuskan untuk mendapatkan suntikan saat
slot dibuka untuk jadwal malam di salah satu pusat vaksinasi 24 jam.
Baca Juga:
Barantin Sulawesi Utara Musnahkan 144 Ekor Ayam Tanpa Dokumen Karantina Resmi
"Saya tidak benar-benar ingin disuntik karena saya
memiliki banyak penyakit. Tetapi, akhir-akhir ini saya melihat banyak orang yang
lebih tua dari saya mendapatkan vaksinasi, anak dan istri saya mengatakan
kepada saya untuk melakukan vaksinasi karena kita tidak pernah tahu kapan saya
akan terinfeksi," katanya seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (11/8).
Sementara Joan Carbonell, yang bekerja sebagai pengawas di
pusat vaksinasi Manila, menerangkan selain untuk mempercepat tingkat inokulasi,
keputusan beberapa pusat untuk membuka pada malam hari juga untuk membatasi
kerumunan di pagi hari akibat orang-orang berebut untuk mendapatkan suntikan.
Sebelumnya, selama pandemi Filipina telah melaporkan lebih
dari 1,67 juta kasus infeksi dan 29.000 kasus kematian. Namun, belakangan
jumlah tes positif dan rawat inap telah meningkat.
Data Kementerian Kesehatan setempat menunjukan tingkat kasus
positif negara itu naik secara berturut-turut. Pada Selasa (10/8) kasus positif
menjadi 21,9 persen, naik dari awal Agustus yang sekitar 15 persen.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tingkat positif
harus tetap di bawah 5 persen selama periode dua minggu agar wabah dianggap
terkendali.
Sementara itu, banyak rumah sakit melaporkan bahwa
ketersediaan unit perawatan intensif, tempat tidur isolasi dan ruang perawan
kian penuh. Beberapa harus menolak pasien baru karena kekurangan tempat tidur
dan ventilator.
Rumah sakit Filipina dengan hunian pada tingkat kritis naik
menjadi 289 pada Selasa (10/8) dari 236 pada Minggu (8/8). Merujuk dari data
pemerintah, tingkat hunian kritis tersebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mengatakan tingkat kasus positif harus tetap di bawah 5 persen selama periode
dua minggu agar wabah dianggap terkendali.
Sementara itu, lebih banyak rumah sakit melaporkan bahwa
unit perawatan intensif, tempat tidur isolasi dan bangsal mereka hampir penuh,
dan beberapa harus menolak pasien baru karena kekurangan tempat tidur dan
ventilator. Rumah sakit Filipina dengan tingkat hunian pada tingkat kritis naik
menjadi 289 pada Selasa (10/8) dari 236 pada Minggu (8/8), mencapai lebih dari
seperlima dari 1.290 rumah sakit di negara itu. [dhn]