WahanaNews.co | Polisi Australia mengungkapkan telah mendakwa seorang wanita atas dugaan perencanaan kudeta palsu, dengan menampilkan rekaman bohongan dari kepala polisi, yang menyerukan agar pemerintah digulingkan.
Awal tahun ini, sebuah klip audio berdurasi 43 menit beredar yang dimaksudkan untuk menampilkan komisaris Polisi Federal Australia yang menyerukan rekrutmen untuk membantu "menggulingkan pemerintah."
Baca Juga:
Donald Trump Tunjuk Elon Musk Pimpin Departemen Efisiensi Pemerintah di Kabinetnya
Polisi Australia mengatakan rekaman itu palsu dan telah menangkap dua orang, seorang pria di Australia Barat dan sekarang seorang wanita berusia 49 tahun di Australia Selatan.
Wanita Australia - yang tidak disebutkan namanya - telah didakwa menyamar sebagai petugas polisi dan membantu mengamankan pengiriman lebih dari 400 lencana polisi federal palsu dari produsen luar negeri. Sebagian besar lencana dikatakan telah ditemukan.
Rekaman audio menampilkan daftar keluhan yang dipenuhi konspirasi terhadap pembatasan dan vaksinasi COVID-19 Australia, dan telah dilihat lebih dari 100.000 kali.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Rekaman ini menyerukan rekrutmen - beberapa bersenjata - untuk melakukan gelombang penangkapan terhadap pejabat tinggi Australia dan membubarkan pemerintah dengan paksa jika diperlukan.
"Orang-orang di atas akan dicopot dari posisinya," kata seorang pria yang berpura-pura menjadi komisaris polisi, menambahkan bahwa seorang aktivis terkemuka akan diangkat sebagai "gubernur jenderal sejati."
"Ini bukan permainan berdarah, mungkin ada saatnya hidup Anda terancam," katanya dalam rekaman tersebut.
Pihak otoritas keamanan Australia mengatakan tidak ada bukti ancaman yang akan datang terhadap keselamatan masyarakat.
"Belum ditemukan bukti bahwa kelompok itu memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan yang telah mereka diskusikan," kata kepolisian Australia seperti dikutip dari AFP, Jumat (10/9/2021).
Asisten komisaris polisi untuk kontra-terorisme Scott Lee mengatakan polisi sedang melanjutkan penyelidikan mereka dan mungkin akan melakukan penangkapan lebih lanjut.
"Menyamar sebagai pejabat persemakmuran dan potensi penyalahgunaan lencana AFP adalah sesuatu yang kami anggap sangat serius, yang tercermin dalam penyelidikan yang sedang berlangsung dan tindakan yang diambil hari ini," katanya.
Pandemi virus Corona telah memicu lonjakan misinformasi dan teori konspirasi di Australia, beberapa diantaranya mengambil inspirasi dari kelompok di luar negeri, terutama Amerika Serikat (AS).
Australia sendiri terkadang mengalami aksi protes yang keras terhadap tindakan penguncian, yang dirancang untuk mengekang penyebaran virus di kota-kota besar. [dhn]