Perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Timur Tengah belakangan ini pun disebut sebagai upaya AS mencegah perluasan konflik di kawasan, demikian menurut juru bicara Blinken, Matthew Miller.
"Tidak ada yang menginginkan konflik ini meluas ke luar Gaza, baik itu Israel, kawasan, maupun dunia," kata Miller.
Baca Juga:
Putin Disebut Sudah Mempersiapkan Perang Jangka Panjang di Ukraina
Menurut beberapa pejabat AS, Hizbullah sendiri ingin menghindari konflik panas dengan Israel. Ini dipertegas lewat pidato pemimpin Hizbullah Hasan Nasrallah pada Jumat (5/1) bahwa ia kemungkinan terbuka untuk bernegosiasi mengenai demarkasi perbatasan dengan Israel.
Dalam beberapa pekan terakhir, bentrok antara pasukan Israel dengan Hizbullah di sepanjang perbatasan kedua negara semakin menjadi-jadi.
Saking intensnya, serangan Israel sampai sudah mencapai posisi Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF), pasukan yang didanai dan dilatih AS sejak 7 Oktober.
Baca Juga:
AS Ungkap Ukraina Sudah Tewaskan 8 hingga 10 Jenderal Rusia
Pada 5 Desember, empat putaran tembakan tank Israel menewaskan seorang tentara LAF dan melukai tiga prajurit lainnya. Pada 8 Desember, tembakan artileri Israel yang mengandung fosfor putih menghantam fasilitas LAF, melukai seorang tentara LAF.
Kemudian pada 4 November, tembakan Israel terhadap posisi LAF di Sarda meninggalkan lubang besar dalam struktur LAF, demikian menurut laporan intelijen AS.
Padahal, AS memandang LAF sebagai pembela utama kedaulatan Lebanon dan penyeimbang atas pengaruh Hizbullah di negara itu.