Pekan lalu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menggambarkan epidemi cacar monyet sebagai "tidak biasa dan mengkhawatirkan."
Penyakit ini telah teridentifikasi di 40 negara lebih yang sebagian besar di Eropa.
Baca Juga:
Cacar Monyet di Jakarta Menyebar Melalui Kontak Seksual, 34 Kasus Terkonfirmasi
Cacar monyet telah menginfeksi manusia selama puluhan tahun di Afrika tengah dan Barat.
Salah satu jenisnya menewaskan 10 persen orang yang terinfeksi.
Angka kematian jenis cacar yang teridentifikasi di Eropa dan kawasan lainnya kurang dari 1 persen dan sejauh ini tidak ada laporan kematian di luar Afrika.
Baca Juga:
Melibas Cacar Monyet Pakai Jamu Ala Dokter
"Bila WHO benar-benar khawatir dengan penyebar cacar monyet, mereka dapat menggelar komite darurat bertahun-tahun yang lalu ketika muncul lagi di Nigeria pada tahun 2017 dan tidak ada yang tahu mengapa tiba-tiba kami memiliki ratusan kasus," kata pakar virus asal Nigeria, Oyewale Tomori.
"Agak aneh ketika WHO baru memanggil para pakar mereka ketika penyakit muncul di negara-negara orang kulit putih," kata Tomori yang menjabat di beberapa kelompok penasihat WHO.
Sampai bulan lalu cacar monyet tidak menyebabkan wabah wilayah di luar Afrika.