Tim ini akan memberikan pelayanan langsung kepada jemaah haji di penginapan jemaah haji, area Masjid, Arafah dan Mina.
“Selanjutnya tim kegawatdaruratan medik yang fokus melaksanakan deteksi dini kegawatdaruratan dan memberikan pelayanan respon kegawatdaruratan di klinik sektor, sektor khusus, hingga Arafah dan Mina,” katanya.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Layanan keempat adalah kantor kesehatan haji (KKHI) yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan di 3 daerah kerja (Daker) yaitu Makkah, Madinah, dan Bandara.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan ini bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat observasi, rawat jalan hingga rawat inap.
Selain di KKHI, juga disiapkan fasilitas kesehatan berupa pos kesehatan bandara dan pos kesehatan yang berada di Sektor, Arafah, Muzdalifah, serta Mina dan Jamrah. Kelima, tim sanitasi dan pengawasan nakanan bertugas untuk inspeksi kesehatan lingkungan, penyelidikan surveilans dan penanganan KLB di KKHI dan penginapan jemaah haji, hingga pengawasan makanan di dapur catering.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Terakhir Tim Obat dan Perbekalan Kesehatan yang memastikan pengadaan, pengelolaan, dan distribusi obat serta perbekalan kesehatan.
Selain kesiapan fasilitas dan layanan kesehatan haji, Kapus Liliek sebagai pengendali teknis kesehatan haji pada PPIH 1444 H/2023 M menegaskan pentingnya sinergitas dan kolaborasi antar bidang di PPIH 1444 H/ 2023 M seperti bidang bimbingan ibadah, konsumsi, transportasi, akomodasi, perlindungan jemaah, media center dan kesehatan haji.
"PPIH harus menjaga komitmen untuk memberikan layanan terbaiknya. Tingkatkan kolaborasi dan sinergi antar bidang di PPIH," ucapnya Kapus Liliek. [Tio/Sindo]