WahanaNews.co | Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan memaparkan penanganan pandemi COVID-19 Pemerintah DKI Jakarta,
khususnya dalam upaya 3T (tracing, testing, treatment). Dikatakannya, kini
testing harian di Jakarta meningkat secara signifikan dibanding masa awal pandemi
pada Maret lalu.
Baca Juga:
Menuju Kota Global: Pramono Targetkan Jakarta Masuk 50 Besar Dunia Jelang Usia ke-500
"Kita saat awal krisis hanya sekitar 120-150 sampel per
hari. Sekarang mencapai 20 ribu spesimen per hari," kata Anies dalam
webinar 'Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Sosial & Ekonomi' secara
virtual, Selasa (24/11).
Dalam pemaparan Anies, kini kapasitas testing di DKI sudah
mencapai 20.031 spesimen per hari. Atau kapasitas bertambah sekitar 19 ribu
spesimen dalam kurun waktu 8 bulan.
Baca Juga:
Kuak Skandal Lahan Rp 668 Miliar, Ahok Kembali Diperiksa Bareskrim
Menurut Anies, kenaikan kapasitas testing ini merupakan
kerja sama dari berbagai pihak. Termasuk menambah jumlah laboratorium
pemeriksaan spesimen, yang kini telah berjumlah lebih dari 60 lab.
"Yang kita jaring untuk bekerja sama tingkatkan
kapasitas testing. Ada variasi PCR sehingga membutuhkan reagen
berbeda-beda," ujar dia.
"Sinkronisasi ini kerja luar biasa. Dan jadi cerita
menarik gimana kolaborasi belakang layar dalam membangun kapasitas
testing," lanjut Anies.
Kapasitas testing ini sudah melebihi standar minimal yang
ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni minimal 10.645 testing per
pekannya.
Sementara itu, Anies mengungkapkan terjadi penambahan
tingkat hunian rumah sakit di Jakarta, khususnya yang merawat pasien corona.
Kenaikan keterisian tempat tidur ini terjadi, baik ruang ICU maupun tempat
isolasi.
"Per hari ini, ada 69 persen ICU yang terpakai,
kemudian kamar isolasi di RS terpakai 75 persen. Dan tempat isolasi mandiri
terpakai 53 persen. Ini sempat turun, angka isolasi kita pernah sekitar 21
persen, sekarang naik lagi," tutur Anies.
"Kita harus agak hati-hati. Ini bukan insiden, tapi
kolektif ketaatan," pungkasnya. [qnt]