WAHANANEWS.CO, Jakarta - Buah Noni atau mengkudu kerap dijuluki sebagai “superfruit” karena diyakini mampu menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari kanker, diabetes, hingga meningkatkan stamina.
Namun, tidak semua klaim tentang buah ini terbukti secara ilmiah.
Baca Juga:
Kepercayaan Duduk di Depan Pintu Menghambat Jodoh, Mitos atau Fakta?
Ada manfaat nyata yang sudah diteliti, tetapi ada juga yang masih sebatas mitos.
Karena itu, penting untuk mengenal lebih dekat buah tropis ini agar tidak salah kaprah.
Sejarah dan Kandungan Buah Noni
Baca Juga:
Tidak Terbukti dan Terkesan Dipaksakan, MAMA Optimis Gugatan KEDAN Digugurkan MK
Noni (Morinda citrifolia) adalah tanaman tropis yang sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, khususnya di kawasan Polinesia, India, dan Asia Tenggara.
Meskipun memiliki aroma menyengat dan rasa yang pahit, buah ini tetap populer karena dianggap menyimpan banyak khasiat.
Mengutip dari Organic Hawaii, Noni mengandung lebih dari 19 senyawa aktif seperti antioksidan, flavonoid, dan alkaloid.
Senyawa ini berperan dalam menjaga sistem imun, memperbaiki sel tubuh, serta melindungi DNA dari kerusakan oksidatif.
Dalam pengobatan tradisional, Noni juga digunakan untuk meredakan nyeri sendi, kelelahan, gangguan pencernaan, hingga masalah kulit.
Mitos: Noni Menyembuhkan Segala Penyakit
Salah satu klaim yang paling sering beredar adalah bahwa Noni mampu menyembuhkan penyakit serius seperti kanker, hipertensi, hingga gangguan mental.
Sayangnya, klaim ini belum sepenuhnya didukung bukti medis.
Menyadur dari Greg.app, situs ini menuliskan bahwa “While Noni is rich in antioxidants, it should not be considered a cure-all.”
Artinya, meski kaya antioksidan, Noni tidak bisa dianggap sebagai obat mujarab yang mampu menyembuhkan semua penyakit.
Noni memang terbukti memiliki efek anti-inflamasi dan membantu tubuh melawan stres oksidatif. Namun, konsumsi Noni tidak bisa menggantikan terapi medis atau obat yang diresepkan dokter.
Fakta: Manfaat Ilmiah Buah Noni
Meski bukan penyembuh segala penyakit, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa Noni memiliki manfaat nyata.
Menurut Organic Hawaii, buah ini memiliki efek analgesik (pereda nyeri), antibakteri, dan anti-jamur.
Kandungan antioksidannya pun membantu melawan radikal bebas serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Penelitian dalam Jurnal Kimia Riset oleh Fitriana dan Islami menemukan bahwa ekstrak Noni memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 28,82 μg/mL.
Selain itu, ekstrak tersebut efektif melawan bakteri Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acnes.
Hasil ini memperlihatkan potensi Noni dalam mendukung kesehatan kulit dan sistem imun.
Studi lain yang dipublikasikan di MDPI juga mengungkap bahwa ekstrak biji dan buah Noni memiliki sifat anti-inflamasi dan antidiabetik.
Kandungan bioaktifnya mampu membantu mengatur kadar gula darah dan mengurangi peradangan, meski riset lebih lanjut masih dibutuhkan untuk pemakaian klinis.
Mitos: Aman Dikonsumsi Tanpa Batas
Banyak orang mengira Noni aman dikonsumsi setiap hari dalam jumlah besar karena dianggap alami. Padahal, konsumsi berlebihan justru bisa berdampak negatif pada kesehatan hati dan ginjal.
Mengutip Organic Hawaii, beberapa penelitian mencatat adanya senyawa hepatotoksik pada Noni jika dikonsumsi berlebihan atau tanpa standarisasi dosis. Risiko meningkat terutama pada produk Noni mentah atau yang tidak memiliki label resmi.
Cara Aman Mengonsumsi Noni
Jika ingin mencoba Noni sebagai suplemen alami, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Pilih produk Noni yang sudah terdaftar resmi dan mencantumkan komposisi dengan jelas.
Hindari konsumsi buah Noni mentah dalam jumlah banyak karena rasa pahitnya bisa memicu mual.
Mulailah dengan dosis kecil sambil mengamati reaksi tubuh.
Wanita hamil, menyusui, atau penderita gangguan hati sebaiknya tidak mengonsumsi Noni tanpa konsultasi medis.
Kesimpulan
Buah Noni memang menyimpan berbagai manfaat kesehatan, terutama sebagai sumber antioksidan, anti-inflamasi, dan antibakteri.
Namun, klaim bahwa Noni bisa menyembuhkan semua penyakit masih merupakan mitos yang belum terbukti.
Konsumsi Noni sebaiknya dilakukan dengan bijak, disesuaikan kondisi tubuh, dan tidak dijadikan pengganti terapi medis.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]