WahanaNews.co | Perusahaan
farmasi dan bioteknologi AstraZeneca tak henti inovasi dalam menghadapi virus
corona penyebab COVID-19.
Baca Juga:
Pemerintah AS Berencana Setop Dana Vaksin Global untuk Negara Berkembang
Selain memproduksi vaksin, mereka juga membuat sebuah
alternatif pencegahan dan perawatan COVID-19 bagi mereka yang tak bisa
divaksinasi. Alternatif itu ialah terapi antibodi monoklonal.
Terapi antibodi monoklonal adalah terapi imun yang bekerja
dengan cara menirukan antibodi alami yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan
infeksi virus.
Sayangnya, pada uji klinis tahap akhir, terapi antibodi yang
dikembangkan AstraZeneca ini gagal membuktikan pencegahan terhadap COVID-19
pada relawan.
Baca Juga:
Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Terima Laporan Tiga Kasus Gejala PMK
Dikutip dari Reuters, studi yang dilakukan AstraZeneca itu
menilai apakah terapi tersebut dapat mencegah orang dewasa, yang terpapar virus
corona dalam 8 hari terakhir, dari terinfeksi dan mengalami gejala.
Hasilnya, terapi yang bernama AZD7442 itu hanya 33% efektif
dalam mengurangi risiko orang-orang dari terinfeksi dan mengalami gejala
COVID-19, jika dibandingkan dengan plasebo.
Hasil itu tidak terlalu signifikan, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa efikasi itu bisa jadi hanya kebetulan belaka dan bukan karena
terapi antibodi.