Namun, hasil studi 99,2 persen ini adalah data yang diambil dari sampel di 21 kabupaten/kota di Pulau Jawa saja, tepatnya kabupaten/kota asal-tujuan mudik Idul Fitri 1443 Hijriyah di tahun 2022 Masehi ini.
Sampel diambil dari sebagian orang yang terlibat di studi Desember 2021. Studi kedua hanya mengambil sekitar 2.100 orang saja pada Maret 2022, atau sekitar 100 orang per kabupaten/kota yang dipilih.
Baca Juga:
Basuki: Penundaan Kenaikan Tarif Tol Akibat Pandemi, Tak Selalu Salah Pemerintah
“Kadarnya (antibodi Covid-19) naiknya 10 kali, dari 500-an,” ucap dia.
Meningkatnya kadar antibodi di masyarakat ini adalah pengaruh baik dari infeksi Covid-19, serta vaksinasi Covid-19 dosis lengkap, serta vaksin booster.
Kendati Kemenkes mengungkapkan bahwa antibodi Covid penduduk Pulau Jawa meningkat, namun menurut Pandu, dari data survei serologi yang didapatkan ini bukan berarti kita sudah bisa lepas begitu saja dengan kondisi asli, bahwa pandemi Covid-19 ini masih ada dan belum berakhir.
Baca Juga:
Sri Mulyani Sampaikan Perkembangan Perekonomian Indonesia 10 Tahun Terakhir
Namun, hal yang penting dipelajari dari data yang ada ini yaitu kita harus mempertahankan kekebalan antibodi yang tinggi terhadap Covid-19, supaya bisa menekan kemungkinan potensi terjadinya lonjakan kasus di kemudian hari.
Selain itu, mempertahankan atau bahkan meningkatkan antibodi di populasi masyarakat Indonesia juga harus terus dilakukan untuk menekan kasus infeksi Covid-19 yang masuk ke rumah sakit, dan risiko meninggal dunia.
Sebab, dikatakan Pandu bahwa virus tersebut masih bisa terus berevolusi atau bermutasi, yang dikhawatirkan ada saja mutasi yang lebih berbahaya dari Delta dan Omicron.