Salah satu pemimpin VIB-UGent, Xavier Saelens, menjelaskan
Llama menghasilkan antibodi yang lebih kecil ukurannya dibanding antibodi yang
dihasilkan mamalia lain. Selain itu dia menyebut antibodi Llama lebih stabil
dan lebih mudah untuk direproduksi.
"Ukurannya yang kecil... memungkinkan mereka mencapai
target, menjangkau bagian virus yang sulit diakses dengan antibodi
konvensional," katanya seperti dilansir Reuters.
Baca Juga:
Peneliti: Laba-laba Gunakan Jaringnya untuk Mendengar
Seperti dilansir CGTN, Para ilmuwan telah meneliti
penggunaan antibodi Llama untuk mengatasi virus lain sebelum pandemi, dengan
sebuah penelitian yang dirilis pada 2016 tentang bagaimana mereka dapat
membantu melawan SARS dan MERS.
Dua tahun lalu, perusahaan farmasi asal Prancis, Sanofi
menggelontorkan dana US$4,6 miliar atau senilai Rp66 triliun (kurs Rp14.406)
kepada perusahaan medis berbasis di Ghent dalam penelitian antibodi Llama. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.