Kendati demikian, para peneliti menduga Stiff Person Syndrome mungkin disebabkan oleh reaksi autoimun.
Secara khusus, sistem kekebalan tampaknya menyerang protein yang disebut dekarboksilase asam glutamat (GAD), dan menghasilkan zat yang disebut asam gamma-aminobutirat (GABA), melansir laman Yalemedicine.
Baca Juga:
Kain Ulos Batak Jadi Primadona di Festival Fashion Kanada 2024
GABA membantu mengatur neuron motorik dengan mengurangi aktivitasnya. Tingkat GABA yang rendah dapat menyebabkan neuron-neuron tersebut menyala terus menerus bahkan ketika tidak seharusnya.
Sekitar 60-80 persen penderita stiff person syndrome memiliki antibodi anti-GAD dalam darah dan cairan serebrospinal.
Banyak pasien SPS juga memiliki penyakit autoimun lain, seperti diabetes tipe 1, vitiligo, dan anemia pernisiosa.
Baca Juga:
Sindrom Fermentasi Usus, Penyebab Wanita Kanada Mabuk 2 Tahun Meski Tak Konsumsi Alkohol
SPS juga lebih sering terjadi pada orang dengan jenis kanker tertentu, termasuk kanker payudara, kanker paru-paru, kanker ginjal, kanker tiroid, kanker usus besar, dan limfoma. Akan tetapi, alasan keterkaitan ini masih belum diketahui.
Gejala Stiff Person Syndrome
Masih dari Yalemedicine, gejala utama Stiff Person Syndrome adalah otot kaku di batang tubuh dan tungkai, bersamaan dengan episode kejang otot yang hebat.