Kondisi ini kontras dengan data tiga minggu sebelumnya, tepatnya pada 22 Mei 2025, ketika jumlah kasus aktif hanya berada di angka 257.
Artinya, dalam waktu kurang dari satu bulan, India mencatat lonjakan hampir 24 kali lipat.
Baca Juga:
Jumlah Libur Nasional Terbanyak Bukan di Indonesia, Negara Ini Sampai 42 Hari
Langkah-langkah penanganan terus dipercepat. Pada 2 dan 3 Juni, digelar sejumlah rapat teknis yang dipimpin oleh Dr. Sunita Sharma, Direktur Jenderal Layanan Kesehatan.
Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai lembaga seperti Satuan Manajemen Bencana, tim darurat, NCDC, ICMR, IDSP, serta perwakilan rumah sakit pusat dan otoritas kesehatan dari seluruh negara bagian dan wilayah federal.
Pemantauan pun semakin ketat di lapangan. Pada 4 Juni 2025, unit pengawasan IDSP menyampaikan bahwa pemantauan aktif terhadap penyakit mirip influenza (ILI) dan infeksi saluran pernapasan akut berat masih dilakukan di tingkat distrik dan negara bagian.
Baca Juga:
Digadang-gadang Jadi Pesawat Paling Efisien, Dreamliner Air India Justru Alami Tragedi Maut
“Tes COVID-19 direkomendasikan untuk semua pasien dengan gejala pernapasan akut berat dan untuk lima persen dari kasus ILI, sesuai pedoman yang berlaku. Sampel yang positif akan dikirim untuk pengurutan genom lengkap melalui jaringan ICMR,” jelas seorang pejabat kesehatan.
Gelombang baru ini menjadi pengingat bahwa pandemi belum sepenuhnya usai, dan kesiapsiagaan tetap menjadi kunci utama menghadapi potensi krisis kesehatan.
Pemerintah India pun diminta untuk tak lengah dan terus memperkuat sistem kesehatan publik di semua lini.