WAHANANEWS.CO, Jakarta - Belanja pakaian bekas atau yang dikenal dengan istilah thrifting telah menjadi tren yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. 							
						
							
							
								Seiring dengan bertambahnya kesadaran masyarakat akan isu lingkungan dan keberlanjutan, thrifting kini dianggap sebagai pilihan fesyen yang lebih ramah lingkungan dibandingkan membeli pakaian baru.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Kejari Pidie Periksa 28 Saksi dalam Kasus Korupsi Pengadaan Bahan Kimia
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Praktik ini memungkinkan konsumen mendapatkan pakaian dengan harga lebih terjangkau, sekaligus menemukan item unik yang jarang dijumpai di toko ritel. 							
						
							
							
								Tak hanya itu, thrifting juga membantu mengurangi limbah tekstil dan menekan produksi pakaian baru yang boros sumber daya.							
						
							
							
								Manfaat Sosial dan Lingkungan Thrifting							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Keamanan Takjil Pasar Ramadhan: BPOM Palu Pastikan Bebas Bahan Kimia
									
									
										
									
								
							
							
								Industri fesyen merupakan salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia. 							
						
							
							
								Dengan beralih ke pakaian bekas, konsumen ikut menekan laju produksi massal yang tidak ramah lingkungan. 							
						
							
							
								Selain itu, thrifting juga mendukung gerakan konsumsi yang lebih etis, sebagai respons terhadap praktik fast fashion yang kerap mengabaikan kesejahteraan pekerja dan standar produksi yang bertanggung jawab.							
						
							
								
							
							
								Ancaman Kesehatan di Balik Pakaian Bekas							
						
							
							
								Meski memiliki banyak keuntungan, pakaian bekas menyimpan sejumlah potensi risiko kesehatan yang patut diperhatikan. 							
						
							
							
								Jika tidak ditangani dengan benar, pakaian ini bisa menjadi media penyebaran bakteri, zat kimia berbahaya, hingga parasit.							
						
							
								
							
							
								Paparan Bakteri dan Kuman							
						
							
							
								Pakaian yang tidak dicuci secara menyeluruh dapat mengandung kuman, jamur, atau bakteri penyebab infeksi kulit.							
						
							
							
								Risiko ini meningkat jika pakaian disimpan terlalu lama atau berasal dari tempat yang kurang higienis.							
						
							
								
							
							
								Residu Bahan Kimia Berbahaya							
						
							
							
								Sebagian pakaian bekas mungkin telah melalui proses kimia seperti pewarnaan atau pemutihan yang dapat meninggalkan residu berbahaya bagi kulit, terutama bagi individu dengan kulit sensitif atau alergi.							
						
							
							
								Iritasi dan Reaksi Alergi							
						
							
								
							
							
								Bahan sintetis dan pewarna tertentu dalam pakaian bekas berpotensi memicu iritasi, gatal, atau reaksi alergi lainnya, terutama jika pakaian belum dibersihkan dengan baik.							
						
							
							
								Risiko Parasit dan Penyakit Kulit							
						
							
							
								Dalam beberapa kasus, pakaian dari lingkungan tak bersih bisa membawa parasit seperti tungau atau kutu yang menyebabkan masalah kulit. Meski kasusnya jarang, hal ini tetap patut diwaspadai.							
						
							
								
							
							
								Langkah Aman saat Berbelanja Pakaian Bekas							
						
							
							
								Untuk menikmati manfaat thrifting secara aman, berikut langkah-langkah yang disarankan:							
						
							
							
								1. Cuci Pakaian Secara Menyeluruh							
						
							
								
							
							
								Gunakan deterjen dan suhu air yang sesuai untuk membunuh kuman dan menghilangkan zat berbahaya.							
						
							
							
								2. Periksa Kondisi Fisik Pakaian							
						
							
							
								Pastikan tidak ada noda membandel, jamur, atau kerusakan yang bisa mengurangi kualitas dan keamanan pakaian.							
						
							
								
							
							
								3. Gunakan Produk Antibakteri							
						
							
							
								Semprotan khusus atau cairan pembasmi kuman bisa digunakan untuk mensterilkan pakaian sebelum dikenakan.							
						
							
							
								4. Perhatikan Komposisi Bahan							
						
							
								
							
							
								Cek label bahan pakaian, dan hindari pakaian dengan kandungan bahan sintetis tinggi atau pewarna kimia keras.							
						
							
							
								Kesimpulan :							
						
							
							
								Thrifting adalah pilihan gaya hidup yang menggabungkan nilai estetika, keberlanjutan, dan kesadaran sosial. 							
						
							
								
							
							
								Namun, penting bagi konsumen untuk tetap waspada terhadap potensi risiko kesehatan yang tersembunyi. 							
						
							
							
								Dengan perawatan dan kehati-hatian yang tepat, thrifting tetap menjadi alternatif berbusana yang layak dan bertanggung jawab.							
						
							
							
								[Redaktur: Ajat Sudrajat]