WAHANANEWS.CO, Kota Depok – Eka Hospital Depok, Kota Depok terapkan teknologi single incision laparoscopic surgery (SILS) atau bedah laparoskopi sayatan tunggal (BLST) untuk tindakan infeksi Usus buntu.
SILS atau BLST ini adalah teknologi modern mutakhir, yaitu pembedahan laparoskopik memakai teropong dengan jadi sayatan kecil.
Baca Juga:
Radang Usus Buntu: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Spesialis Bedah Umum Eka Hospital Depok
Disebutkan Spesialis Bedah Umum Eka Hospital Depok, Dokter Koespriyandito, SpB, MT, BME, jika tindakan konvensional laparoskopik perlu sayatan sekira 1 cm, maka BLST hanya memerlukan sayatan kecil sekira 5 milimeter untuk memasukan kamera mikro dan alat operasi. Kemudian, usus buntu dipotong dan diikat di dalam tanpa buat sayatan yang lebih lebar.
“Usus buntu adalah suatu organ kecil yang berada di usus besar. Saat seseorang menyebut kena penyakit “usus buntu”, kemungkinan yang dimaksud adalah radang usus buntu, alias apendisitis,” ujar Dito di Forum Diskusi Kesahatan Eka Hospital - PWI Kota Depok di kawasan Tapo s, Kota Depok , Jawa Barat, Rabu (28/5/2025).
Peradangan di usus buntu ini dapat bersifat kronis dan akut. Radang usus buntu yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan infeksi menyebar ke rongga perut dan membahayakan nyawa.
Baca Juga:
Waspada Flu Singapura, Penyakit Menular yang Rentan Serang Anak Usia Dini
“Untuk penanganan infeksi sebelum tindakan, dibuang, kita dapat diperiksakan ke laboratorium untuk diperiksa apakah benar penyebabnya karena infeksi atau sebab yang lain. Terus bentuk operasinya itu ada beberapa macam, pertama yang konvensional. yang konvensional itu, masih teknik yang lama, pakai pisau, benang, jarum nanti dibuka kulitnya, itu dengan pembiusan yang biasanya tengah badan. Pada kasus tertentu dapat di bius total, terus nanti diangkat usus buntunya, dijahit lagi. Cuman, kalau yang udah modern, sekarang ada namanya pembedahan laparoskopik atau pakai teropong, jadi sayatannya lebih kecil. Dengan teknik minimalikvasif atau laparoskopik ini pemulihannya juga cepat. Dalam waktu sehari pasiennya sudah dapat beraktivitas kembali seperti biasa,” terang Dito.
Dito menekankan, infeksi usus buntu, perlu mendapat perhatian serius dengan langsung operasi.
“Harus ke dokter ya, karena dokter yang mampu ngerjainnya. Dan, harus ke dokter bedah karena dokter bedah yang ngerjainnya. Tetapi, sebelum kita kerjain juga kita harus ada pemeriksaan penunjang karena selain usus buntu, nyeri perut di sebelah kanan bawah itu bisa disebabkan karena hal-hal yang lain jadi sebelum kita tindakan, ya pasti kita lakukan pemeriksaan dulu dari pemeriksaan laboratorium buat menilai tanda infeksinya ada atau enggak terus pemeriksaan penunjang pencitraan yaitu dengan sonografi atau kalau bisa CT-scan karena dengan pemeriksaan itu kita bisa melihat juga apakah ada kondisi lain seperti batu di saluran kemih atau ada kondisi infeksi. Terutama pada perempuan ada masalah di kista ovarium, itu juga bisa menimbulkan gejala yang sama nyeri perut di sebelah kanan bawah,” ungkap Dito.