WahanaNews.co | Terbuka kemungkinan pasien yang mengidap hepatitis akut untuk mendapatkan terapi transplantasi hati.
Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Mohammad Syahril menyampaikan bahwa pasien hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya atau "acute hepatitis unknown etiology" terbuka kemungkinan mendapatkan terapi transplantasi hati.
Baca Juga:
Kemenkes Minta Masyarakat Waspadai DBD dan HFMD Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran
"Ada kemungkinan kelak pasien hepatitis akut juga akan mendapatkan terapi transplantasi hati," ujarnya dalam konferensi pers "Update Perkembangan Kasus Hepatitis Akut di Indonesia" yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Ia mengatakan, di Indonesia sudah dilakukan transplatansi hati untuk kasus-kasus hepatitis dan kasus-kasus lainnya.
Oleh karena itu, Syahril meminta masyarakat untuk waspada dan segera membawa anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala hepatitis akut seperti demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lemas lesu.
Baca Juga:
Update Kasus Covid-19 Varian JN.1 Per 2 Januari: Ada 149 di Indonesia
Selain itu, nyeri bagian perut, kembung perut, nyeri otot dan sendi, kuning di mata, urine seperti warna teh, serta perubahan pada warna feses.
"Dengan mengenali kasus lebih awal kita bisa lebih 'care' ke anak, jangan sampai lebih berat. Bisa konsultasi ke dokter," katanya.
Ia mengatakan, di Indonesia sudah dilakukan transplatansi hati untuk kasus-kasus hepatitis dan kasus-kasus lainnya.