"Dengan kita lakukan jalan 30 menit, kalau bisa 40 menit, itu lebih bagus lagi," katanya.
Dia menjelaskan, saat berjalan pun postur harus benar, agar pemompaan darah ke jantung optimal. Sebagai contoh, ujarnya, saat berjalan, kontraksi di betis harus dirasakan.
Baca Juga:
Resmi Dilantik, IDI Cabang Sikka Periode 2024-2027 Dipimpin Dokter Tedi, Berikut Susunan Kepengurusannya.!!
Apabila berjalan secara malas-malasan, tidak ada kontraksi, dan sirkulasi darah tidak dapat diperbaiki.
Menurutnya, postur berjalan yang benar adalah tumit yang mendarat ke tanah terlebih dahulu, baru diikuti ujung kaki yang mendorong badan ke depan.
Apabila tidak memungkinkan untuk berjalan, katanya, dapat melakukan ankle pumping ankle atau menggerak-gerakkan pergelangan kaki maju mundur seperti menginjak pedal gas mobil.
Baca Juga:
Pjs. Bupati Labuhanbatu Utara Hadiri Peringatan HUT IDI ke-74
"Lalu dengan jinjit-jinjit. Kalau gak kuat sendiri karena kondisi kesehatan sendiri, atau gak bisa jenjit sendiri, boleh dibantu pegangan ke dinding, lalu kita jenjit-jenjit, ulang lagi biasa, jenjit lagi, napak lagi, jenjit lagi, napak lagi," katanya.
Menurutnya, apabila terjadi pembengkakan berulang, dapat terjadi komplikasi maka dapat terjadi komplikasi berupa peradangan atau inflamasi di bagian pembuluh darah kaki sampai ke kulit.
Hal tersebut, katanya, menyebabkan kulit berwarna kemerahan atau kebiruan, karena darah kotor yang seharusnya naik ke jantung tidak berhasil naik, sehingga tidak dapat ditukar dengan oksigen sehingga bersih kembali