Ia pun mengungkapkan dari 92 fakultas kedokteran di universitas, hanya 20 saja yang memiliki pendidikan dokter spesialis. Sementara di luar negeri Pendidikan kedokteran tidak dilakukan hanya di universitas saja, tetapi dilakukan berbasis kolegium di rumah sakit.
“Rumah sakit kita di Indonesia ini ada sekitar 3.000. Fakultas kedokteran hanya ada 92. Kenapa kita tak lakukan di rumah sakit, ya karena kita unik. Kita jadi satu-satunya negara di dunia, dimana pendidikan kedokteran hanya dilakukan di universitas saja dan itu pun harus membayar uang pendidikan kedokteran ke universitas yang cukup mahal,” ungkap Menkes.
Baca Juga:
RSCM Jakarta Catat Seejarah, Sukses Operasi Pasien Pakai Teknologi Robotik
Ia pun mengungkapkan di hampir seluruh dunia orang yang mengambil dokter spesialis itu justru dibayar bukan membayar. Hal ini sama halnya seperti seorang pilot yang ingin naik level dari 737 ke model 747.
Dikatakan, pilot tersebut tidak perlu belajar lagi ke kampus atau universitas karena belajarnya langsung di tempat praktik sambil bekerja dan sebagai pegawai tetap masih digaji oleh perusahaannya (maskapai).
Berdasarkan data jumlah dokter di Indonesia per 2022 sebanyak 142.558 dokter umum dan 43.989 dokter spesialis.
Baca Juga:
Kasus Bullying PPDS, Menkes Minta Semua Fakultas Kedokteran Investigasi
Total 185.547 atau hanya 0,67 persen bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 275 juta penduduk.
Sementara standar WHO jumlah dokter 1 banding 1.000 penduduk. Artinya Indonesia masih sangat minim atau minus 37 persen. [Tio/Beritasatu]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.