"Meski demikian, kerokan pada bayi di bawah usia satu tahun tidak disarankan karena dapat menimbulkan rasa nyeri, luka dan bengkak pada lokasi kerokan yang disebabkan kulit bayi yang masih tipis," jelas Angga dilansir dari CNN, Jumat (27/1).
Dia mengatakan bahaya kerokan pada bayi bisa dilihat dari dua sisi.
Baca Juga:
Sungguh Tega, Bayi Dicekoki Obat Penggemuk Sama Babysitter di Surabaya Selama 2 Tahun
Di antaranya proses kerokan dan zat atau minyak yang digunakan.
Dilihat dari proses kerokan, lanjut dia, bayi masih memiliki kulit tipis sehingga mengerok akan menimbulkan rasa nyeri, bengkak, dan kemerahan. Luka akibat kerokan bisa menjadi tempat masuk kuman baik virus maupun bakteri penyebab infeksi.
"Zat atau minyak yang dipakai juga dapat menyebabkan iritasi kulit dan peradangan kulit anak," imbuhnya.
Baca Juga:
Terlalu! Ayah Kandung Tega Jual Bayi Demi Beli Handphone dan Judi
Kapan anak boleh dikerok?
Angga berkata tidak ada batasan usia pasti anak boleh dikerok. Namun, semakin bertambah usia, semakin aman anak dikerok.
Hanya saja, perlu dipastikan lagi apakah kerokan benar-benar bermanfaat untuk meredakan sakit anak.