WahanaNews.co | Saat
ini, varian virus corona yang bermutasi di beberapa negara diberi nama
berdasarkan huruf alfabet Yunani. Hal itu dilakukan untuk menghindari stigma
wilayah saat ditemukannya mutasi Sars-CoV-2.
Baca Juga:
Belanda Deteksi Subvarian Omicron Centaurus, Seperti Apa?
Sebelumnya Badan Kesehatan Dunia WHO telah menyebutkan empat
varian yang menjadi perhatian publik. Mutasi itu dikenal sebagai varian Inggris
(B.1.1.7), Afrika Selatan (B.1.351), Brasil (P.1) dan India (B.1.617.2).
Mutasi virus corona kini diberi huruf Alpha, Beta, Gamma,
dan Delta untuk mencerminkan urutan deteksi virus dengan varian baru. Penamaan
itu mengikuti pola alfabet Yunani. Keputusan penamaan varian virus ini
dilakukan usai pertimbangan berbulan-bulan oleh para ilmuwan dunia.
Organisasi tersebut mengatakan alfabet Yunani digunakan
untuk menggantikan nama ilmiah yang melibatkan kombinasi angka, simbol baca dan
huruf. Hal ini dianggap untuk memudahkan laporan kepada publik.
Baca Juga:
Dalam Sepekan Kasus Covid RI Naik 57,6 Persen
Namun saat menyampaikan informasi ilmiah yang dianggap
penting, penyebutan varian virus yang orisinal masih akan digunakan.
"Meskipun mereka memiliki kelebihan, nama-nama ilmiah
ini bisa sulit untuk diucapkan dan diingat. Tetapi rentan terhadap kesalahan
pelaporan," ujar WHO seperti dikutip The Guardian.
Sebagian orang kerap menggunakan nama varian berdasarkan
tempat di mana mutasi terdeteksi. Hal itu dinilai akan menstigmatisasi dan
diskriminatif pada masyarakat.