Lebih Cepat Beri
Plasma Lebih Baik
Baca Juga:
Warga Nekad Bakar Kantor dan Fasilitas Pendidikan Perusahaan Kebunan Sawit di Seruyan
David Handojo Muljono, Deputi bidang penelitian
Translasional Eijkman mengungkap studi penggunaan plasma konvalesen pada kasus
berat Covid-19 tidak ada perbedaan dengan terapi kontrol biasa.
"Pemberian dini [plasma konvalesen] dan pada pasien
Covid-19 derajat ringan lebih baik dibandingkan pada pemberian tertunda dan
pasien derajat berat," tambah David dalam webinar terkait Hari Donor Darah
Sedunia, Senin (14/6).
Di samping itu, David juga mengatakan regulator di berbagai
negara dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini belum mengizinkan
penggunaan plasma konvalesen sebagai standar terapi dan masih menanti hasil uji
klinis dengan nilai statistik kuat.
Baca Juga:
BKAM Minta Pihak Eksekutif dan Legislatif Segera Selesaikan Konflik PT. Laot Bangko
Dalam arti lain, penggunaannya masih dengan izin penggunaan
darurat atau emergency use authorization (EUA).
Dia memberi catatan bahwa yang terpenting dalam memberikan
plasma konvalesen dengan kadar antibodi netralisasi yang tinggi dan pada saat
yang tepat, yakni saat pasien derajat sedang, yang belum mengalami perburukan.
Bisa dikatakan, pemberian plasma konvalesen yang lebih cepat maka lebih baik.
Kadar antibodi netralisasi atau juga disebut dengan
neutralizing antibody (NAb) merupakan antibodi yang dapat mempertahankan
kelangsungan hidup sel dengan cara menetralkan efek biologis yang ditimbulkan
oleh agen infeksius ataupun patogen.