WahanaNews.co | Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, ada sekitar 14.000 sampai 15.000 orang meninggal dunia karena Covid-19 dalam sepekan.
Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove, menyampaikan kondisi itu disebabkan beberapa faktor.
Baca Juga:
Wabah Campak Hantam AS, Indonesia Terancam Jika Abaikan Vaksinasi
“Ketika Anda melihat peningkatan penularan (Covid-19), akan ada peningkatan rawat inap, dan ketika ada peningkatan rawat inap, risiko kematian juga akan meningkat," ujarnya seperti dilansir dari Live Mint, Sabtu (27/8/2022).
Dia pun menyebut faktor penting lainnya yang menyebabkan meningkatnya kasus kematian, yakni masih banyak populasi di seluruh dunia yang belum mendapatkan dosis vaksin primer.
Pada akhirnya, kata dia, ini akan mendorong risiko kematian pasien Covid-19.
Baca Juga:
Virus HMPV Sudah Masuk Indonesia, Kemenkes Imbau Publik Lakukan Pencegahan
Dia lebih lanjut menunjukkan fakta adanya subvarian Omicron BA.5 yang juga memengaruhi kenaikan kasus.
Berdasarkan hasil sequencing yang telah dilakukan, sebagian besar adalah Omicron, di mana 83 persen di antaranya merupakan subvarian BA.5. Sehingga, BA.5 sekarang menjadi varian dominan di seluruh dunia.
"Saat ini, peningkatan penularan berarti lebih banyak (kasus Covid-19) rawat inap tetapi sampai sekarang, belum terbukti bahwa BA.5 dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada subvarian lainnya," terang Van Kerkhove.