Persoalan lainnya ialah memasuki tahun ketiga pandemi, pengujian dan sequencing virus menurun, dan itu mengurangi kemampuan analisis varian lantaran tidak adanya data yang dibutuhkan.
“Kami membutuhkan pemeriksaan realitas. Kita harus benar-benar memperhatikan di mana kita berada. Kita seharusnya tidak berada dalam posisi dengan 14.000 atau 15.000 orang meninggal setiap minggu. Seharusnya tidak," imbuhnya.
Baca Juga:
Banyak Warga Israel Masuk RS, Ini Fakta-fakta Serangan Virus Mematikan West Nile
Van Kerkhove juga menekankan, pandemi Covid-19 belum berakhir. Oleh karenanya, masyarakat masih perlu berhati-hati untuk mencegah paparan virus corona.
Sementara ini, dilansir dari laman UN News, Kamis (25/8/2022) tercatat setidaknya satu juta kematian akibat infeksi virus corona sepanjang tahun 2022.
Hampir 6,45 juta kematian akibat Covid-19 telah dilaporkan ke WHO sejak virus itu pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019.
“Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita sedang belajar untuk hidup dengan Covid-19 ketika satu juta orang telah meninggal karena Covid-19 tahun ini saja," ucap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Baca Juga:
Demam Lassa Menyebabkan 156 Kematian di Nigeria dalam Empat Bulan Terakhir
"Ketika kita berada dalam pandemi selama dua setengah tahun dan memiliki semua alat yang diperlukan untuk mencegah kematian,” sambung dia.
Tedros kembali mendesak semua pemerintah untuk meningkatkan program vaksinasi kepada semua petugas kesehatan, orang tua, dan orang berisiko tinggi, sebagai bagian dari upaya untuk menginokulasi 70 persen populasi global.
Peningkatan penerima vaksin Covid-19 kelompok prioritas
Tedros mengatakan dia senang melihat beberapa negara dengan tingkat vaksinasi terendah sekarang mulai berkembang, terutama di Afrika.