"Beberapa hari yang lalu, kita juga mencatat rekor angka kesembuhan harian tertinggi sejak awal pandemi ini diumumkan sebesar 61.361 (25/2), melewati rekor sebelumnya pada 6 Agustus 2021 yang sempat menyentuh angka 48.832," jelasnya.
Namun demikian, risiko kematian tertinggi masih terjadi pada pasien yang belum menerima vaksinasi lengkap, lansia, dan memiliki komorbid. Catatan Kementerian Kesehatan, dari 5.013 pasien yang meninggal akibat Covid-19 sejak 21 Januari hingga 26 Februari 2022, 21 persen memiliki komorbid lebih dari satu. Komorbid terbanyak ialah diabetes melitus.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Hingga Sabtu (26/2), dari 5.013 pasien yang meninggal akibat Covid-19, 69 persen belum divaksinasi lengkap, 57 persen di antara pasien meninggal tersebut adalah lansia dan 45 persen memiliki komorbid," terang Nadia.
Guna menekan angka kematian, Kementerian Kesehatan terus meningkatkan dan memperluas layanan kesehatan serta mempercepat laju vaksinasi.
Nadia mengatakan vaksinasi lengkap hingga booster merupakan upaya memberikan pertahanan lebih tinggi, terutama bagi lansia, pasien dengan komorbid, dan anak-anak terhadap risiko bergejala berat hingga kematian akibat Covid-19.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Untuk vaksinasi booster, kini sudah dapat diberikan kepada seluruh masyarakat berusia di atas 18 tahun dan telah menerima vaksinasi dosis primer minimal tiga bulan sebelumnya. Pemerintah juga telah resmi menambahkan regimen vaksin booster, yakni vaksin sinopharm.
Dengan demikian ada 6 jenis regimen vaksin booster yang digunakan di Indonesia; Sinovac, Astrazeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J), dan Sinopharm. [qnt]