WahanaNews.co | Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa program pencegahan penyakit jantung kini sudah ada di Posyandu yang sebelumnya hanya dilakukan di Puskesmas.
Perluasan skrining hingga ke Posyandu tersebut meliputi pemeriksaan profil lipid dan hipertensi.
Baca Juga:
Tukar Pengalaman, RS Adam Malik dan Arab Saudi Targetkan Operasi 15 Pasien Jantung
Menurutnya, langkah ini dilakukan karena jumlah faskes primer Puskesmas terbatas yakni hanya 10.000 unit. Sementara Posyandu ada 300.000 unit tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
“Untuk skrining kita tidak lagi hanya fokus di Puskesmas, kita turunkan ke level Posyandu. Kenapa? Karena Puskesmas kita hanya 10 ribu, untuk Posyandu kita ada 300 ribu unit, jumlah ini bisa meng-cover dan mengidentifikasi penyakit jantung lebih cepat,” ujar Wamenkes Danke, saat membuka 32nd ASMIHA (Annual Scientic Meeting of the Indonesian Hearth Association) 2023.
Wamenkes menambahkan, perluasan area skrining akan didukung oleh ketersediaan tenaga kesehatan. Kemenkes sendiri akan memberikan pelatihan kepada 1,5 juta kader kesehatan agar bisa melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit jantung serta pelatihan EKG kepada dokter umum dan perawat.
Baca Juga:
Lukas Enembe Sempat Tolak Cuci Darah di RSPAD Gatot Soebroto
Dukungan lain yang akan diberikan oleh pemerintah adalah dengan memenuhi alat kesehatan untuk deteksi dini di puskesmas serta memperluas manfaat JKN untuk deteksi dini jantung.
“Deteksi dini jantung sangat penting dilakukan untuk menekan faktor risiko penyakit jantung, kita dorong agar ini bisa masuk ke dalam BPJS Kesehatan,” kata Wamenkes.
Di samping program promotif preventif, Kemenkes juga akan meningkatkan upaya kuratif. Caranya dengan menambah jumlah fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang mampu menangani penyakit jantung.