WahanaNews.co | Kasus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia masih terus mengalami penambahan setiap harinya.
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat menyebut kasus cacar monyet di wilayahnya bertambah satu orang sehingga total menjadi sepuluh orang yang tertular penyakit ini.
Baca Juga:
Berikut Tips Pencegahan Cacar Monyet Agar Tidak Tertular
"Sekarang jadi sepuluh, tambah satu lagi," ujar Kepala Sudinkes Jakarta Barat Erizon Safari di Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Menurut Erizon, satu pasien dari sepuluh kasus tersebut sudah sembuh.
"Sembuh sudah ada satu, bahkan dia sudah ikut run (olahraga lari)," jelas Erizon.
Baca Juga:
Cacar Monyet di Jakarta Menyebar Melalui Kontak Seksual, 34 Kasus Terkonfirmasi
Meskipun secara resmi belum ada data dari Dinkes DKI Jakarta, pasien tersebut sudah dinyatakan sembuh.
"Sudah, sudah sembuh," tambah Erizon, dikutip dari Antara.
10 pasien cacar monyet itu, kata dia, berjenis kelamin pria.
Erizon menjelaskan sumber penularan cacar monyet sebagian besar dari hubungan seksual sesama jenis, tetapi sebagian lagi kemungkinan bersumber dari transmisi lokal.
"Beberapa ada dikasih ke situ (hubungan sesama jenis), cuman yang terakhir ternyata enggak ya. Jadi ada kemungkinan transmisi lokal. Tetapi kalau dia kontak sesama jenis ya sangat mungkin ya," jelas Erizon.
Mengenai resiko kematian dari penyakit cacar monyet ini, Erizon belum menemukan kasus seperti itu di Jakbar.
"Sejauh ini sih enggak ya. Masih ringan-ringan saja. Kecuali kalau perilaku (hubungan sesama jenis) seperti dia tuh (merujuk ke penyakit lain yang lebih mematikan)," ungkap Erizon.
Sebelumnya, Sudin Kesehatan Jakbar memastikan kelompok berisiko cacar monyet telah diberikan vaksin guna mencegah penularan dan penyebaran penyakit tersebut.
"Pada masyarakat yang beresiko sudah diberikan (vaksin)," katanya.
Erizon menyebut kelompok atau masyarakat berisiko adalah orang yang melakukan kontak dengan penderita cacar monyet.
"Vaksinasi diberikan kepada mereka yang kontak dengan penderita," tambah Erizon.
Sementara itu, hingga kini, pihaknya tidak mendata secara khusus terkait jumlah vaksin yang telah diberikan.
"Jumlah (vaksin) tidak didata khusus," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]