Salah satu upaya untuk menghindari perparahan akibat Covid-19 adalah dengan melakukan vaksinasi lengkap dan booster.
Peningkatan cakupan vaksinasi booster Covid-19 hingga saat ini namun masih belum signifikan. Cakupan nasional vaksinasi booster pun baru mencapai sebesar 24 persen.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Selain itu, cakupan vaksinasi di 28 dari 34 provinsi juga masih di bawah 30 persen. Hanya Bali yang sudah di atas 50 persen, disusul DKI Jakarta dan Kepulauan Riau di atas 40 persen. Sementara DIY, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur di atas 30 persen.
Wiku mengatakan, sejak dimulai pada Januari 2022 lalu, progres vaksinasi booster lebih lambat dibandingkan vaksinasi dosis satu dan dua.
Pada awal pelaksanaan vaksinasi dosis satu dan dua, cakupannya dapat meningkat 60 persen dalam kurun waktu 6 bulan yaitu antara Juni-Desember 2021.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Namun, pada vaksinasi booster di kurun waktu yang sama sejak Januari-Juni 2022, cakupannya baru meningkat sebesar 20 persen. Wiku mengatakan, upaya peningkatan cakupan vaksinasi booster ini membutuhkan peran serta seluruh lapisan masyarakat.
Karena itu, ia meminta pemerintah daerah agar kembali menggalakkan vaksinasi dosis booster di daerahnya masing-masing.
“Pastikan masyarakat sudah teredukasi dengan baik tentang pentingnya booster. Mohon juga dapat segera koordinasikan dengan Kemenkes mengenai ketersediaan dan distribusi vaksin sesuai dengan kebutuhan,” jelasnya.