WahanaNews.co | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan pada Minggu (13/2/2022), terjadi penurunan kasus harian Covid-19 di Indonesia.
Penurunan kasus konfirmasi ini merupakan untuk pertama kalinya semenjak Indonesia menyatakan masuk dominasi penyebaran varian Omicron akhir Januari 2022 lalu.
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Melansir dari laman resmi Kemenkes, per Minggu kemarin, kasus Covid-19 bertambah 44.526 orang. Jumlah tersebut turun 10.683 dibanding pada Sabtu (12/2).
Seperti diketahui, pada Sabtu terjadi penambahan kasus Covid-19 sebanyak 55.209 kasus.
Selain itu, Kemenkes juga melaporkan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tetap terkendali.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
Pada Minggu pukul 18.10 WIB, pasien yang dirawat di rumah sakit secara nasional pada 31 persen, naik hanya 1 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Kendati demikian, Kemenkes terus berupaya memperkuat upaya pencegahan guna meminimalisir dampak terburuk pandemi Covid-19.
Mengingat perluasan penyebaran varian Omicron yang diketahui memiliki tingkat penyebaran lebih cepat.
Ditambah, menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, pasien yang memiliki komorbiditas dan belum mendapat vaksinasi lengkap adalah korban terbesar dari virus tersebut.
"Data Kemenkes pada periode 21 Januari hingga 8 Februari 2022 menunjukkan dari 487 pasien COVID-19 yang meninggal, 66 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap," kata Nadia.
Sebab itu, pemerintah terus berjuang keras untuk mencegah lebih banyak lagi korban yang terjadi.
Salah satunya dengan mendorong vaksinasi, terutama bagi lansia, orang yang memiliki komorbid, dan anak-anak.
Adapun langkah lainnya yang dilakukan pemerintah dalam mengontrol lebih sedikit korban akibat Covid-19 adalah dengan pembatasan sosial, meningkatkan testing, tracing, dan treatment, serta mempersiapkan rumah sakit dan tenaga kesehatan.
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen di dalam negeri, Nadia menuturkan, Kemenkes berkolaborasi dengan pihak swasta serta pemerintah negara lain, telah menyebarkan 18.000 oksigen konsentrator ke 34 provinsi.
Kemudian, Kemenkes juga tengah membangun 36 generator oksigen, 20 di antaranya sudah terinstalasi di berbagai provinsi di Indonesia dan jumlah ini masih akan terus bertambah.
Sementara untuk kekurangan tenaga kesehatan, masih dapat diatasi oleh fasilitas pelayanan kesehatan melalui pengaturan SDM sehingga tidak berdampak pada pelayanan kesehatan.
“Strategi internal rumah sakit dapat dilakukan dengan pengaturan jadwal shift, mobilisasi tenaga kesehatan dari unit lain untuk membantu pelayanan di layanan Covid-19," jelasnya.
"Dilakukan juga penyediaan transportasi antar jemput dan akomodasi untuk staf, mengurangi atau menunda layanan nonemergensi, serta meningkatkan layanan telemedisin,” imbuh Nadia.
Selain itu, demi menekan kasus kematian menjadi lebih banyak lagi, Kemenkes telah menetapkan kebijakan agar hanya masyarakat yang bergejala sedang hingga kritis atau yang memiliki komorbid saja yang dirawat di rumah sakit.
Dengan begitu pasien OTG atau yang bergejala ringan diimbau untuk isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat di tempat-tempat yang disediakan pemerintah seperti di RSDC Wisma Atlet, Rusun Nagrak, Ngawi, dan Pasar Rumput di Jakarta.
Dalam masa isoman maupun isoter, Nadia menurutkan pihaknya memberikan layanan konsultasi kesehatan secara gratis baik melalui platform telemedisin maupun dari petugas kesehatan yang ada di puskesmas.
"Kemenkes juga menyediakan paket obat dan multivitamin bagi pasien isoman dan isoter secara gratis agar segera pulih," ujar Nadia. [qnt]