WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kasus kanker di Indonesia menunjukkan peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa tren kenaikan ini bukan semata-mata disebabkan oleh pertambahan jumlah penderita, melainkan karena kemampuan dalam mendeteksi dan mendiagnosis penyakit kanker yang semakin membaik.
Baca Juga:
Kemenkes Minta Masyarakat Waspadai DBD dan HFMD Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran
Menurutnya, kemajuan teknologi medis memungkinkan kanker teridentifikasi lebih cepat dan akurat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kanker ini naik terus (kasusnya), naik terus yang meninggalnya setiap tahun. Bukannya apa-apa, karena ketemu, dulu enggak ketemu, sekarang kan diagnosisnya makin bagus,” ujar Menkes saat ditemui di Jakarta, Senin (12/5/2025).
Guna merespons tren ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menyiapkan langkah strategis dengan memperluas akses terhadap alat diagnosis kanker ke seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga:
Update Kasus Covid-19 Varian JN.1 Per 2 Januari: Ada 149 di Indonesia
Menkes menyatakan bahwa pihaknya akan mendistribusikan teknologi pendeteksi dini kanker ke 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Upaya ini diharapkan mampu mempercepat deteksi awal kanker sehingga pengobatan dapat dilakukan sebelum penyakit berkembang ke stadium lanjut.
“Jadi pasti nanti akan naik (kasus kanker). Nah sekarang ini, bagaimana masyarakat diedukasi bahwa penyakit kanker kalau ketemu harus dideteksi dini lebih awal karena teknologinya berkembang hingga hari ini,” kata Menkes.
Budi menegaskan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar memiliki kesadaran untuk rutin memeriksakan diri.
Ia mengingatkan bahwa deteksi dini sangat menentukan peluang kesembuhan pasien.
Banyak orang, khususnya perempuan, menurut Menkes, masih merasa takut mengetahui kondisi kesehatannya dan memilih untuk tidak melakukan pemeriksaan dini, padahal sikap tersebut justru berisiko tinggi.
“Orang-orang perempuan kan suka bilang ‘aduh aku takut menerima kenyataan’ itu justru berbahaya karena ketahuan di stadium nomor 1. Teknologi sekarang kayak kanker payudara nomor 1 pembunuhnya, itu 90 persen bisa sembuh,” tambahnya.
Menkes pun mendorong masyarakat untuk lebih terbuka terhadap layanan skrining kanker yang kini lebih mudah diakses, dengan harapan bahwa penanganan kanker di Indonesia akan menjadi lebih efektif, berbiaya lebih ringan, dan berdampak besar terhadap peningkatan angka harapan hidup pasien.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]