Kurangnya sunat pada masa kecil juga dapat meningkatkan risiko kanker penis.
Sunat pada pria dapat mencegah fimosis (penutupan kulit di ujung penis) dan mengurangi penumpukan smegma (kombinasi cairan, sel kulit mati, dan keringat) yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Baca Juga:
Cinta Ramlan Mati Suri: 3 Jam Tanpa Tanda Kehidupan hingga Bertemu Cahaya
Merokok atau menggunakan tembakau juga merupakan faktor risiko utama untuk kanker penis karena bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Pria yang merokok dan terinfeksi HPV memiliki risiko yang lebih tinggi.
Pria dengan penyakit kulit psoriasis yang diobati dengan psoralen dan terapi cahaya UVA juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker penis.
Selain itu, risiko kanker penis juga meningkat seiring bertambahnya usia, dengan pria di atas usia 50 tahun lebih rentan terkena penyakit ini.
Baca Juga:
Penelitian Ungkap Generasi X dan Milenial Berisiko Tinggi Alami Kanker
Pria yang hidup dengan AIDS juga memiliki risiko yang lebih tinggi karena sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat penyakit tersebut.
Gejala Kanker Penis
Pasien yang mengidap kanker penis mungkin mengalami beberapa gejala yang menunjukkan kondisinya, meskipun tidak semua pasien akan mengalaminya.