WahanaNews.co | Total kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia saat ini sebanyak 68. Dari jumlah tersebut, 62 di antaranya sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.
"Hanya enam orang yang belum divaksin. Lima orang belum sama sekali divaksin, dan satu orang sudah mendapatkan vaksinasi dosis satu," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, Kamis (30/12).
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Dia menjelaskan, dari 68 kasus Omicron, hanya 16 bergejala ringan. Sementara 52 orang lainnya tidak bergejala.
Hingga saat ini, ada sembilan kasus Omicron yang diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso. Sisanya diisolasi di Wisma Atlet Kemayoran. Salah satu pasien yang diisolasi di RSPI merupakan transmisi lokal.
Nadia mengungkapkan, alasan mengisolasi beberapa pasien Omicron di RSPI untuk mencegah meluasnya penularan.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
"Itu lebih kepada kita ingin memastikan, terutama kalau penularan lokal agar tertangani. Karena (RSPI) memiliki proses pengendalian infeksi yang lebih baik," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Pokja Pinere RSPI Sulianti Saroso, Pompini Agustina Sitompul mengatakan pasien Omicron yang diisolasi tanpa gejala dan bergejala ringan. Mereka sudah mendapatkan vaksinasi hingga dosis kedua.
Menurut Pompini, gejala yang dialami pasien Omicron tak berbeda dengan varian sebelumnya. Hasil pemantauan sementara, gejala yang muncul berupa anosmia, pilek, dan batuk.
"Tidak ada perbedaan dengan yang sebelumnya. Jadi anosmia tetap ada, hidung tersumbat atau pilek tetap ada, batuk ada," jelasnya dalam webinar yang diselenggarakan RSPI Sulianti Saroso, Kamis (30/12).
Hingga saat ini, belum ditemukan gejala pneumonia pada pasien bergejala. Pompini berharap, kondisi gejala klinis ini tidak terjadi pada pasien Omicron.
Sementara pada pasien Omicron tanpa gejala, ditemukan tanda hiperkoagulasi. Pasien ini memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Hiperkoagulasi atau dikenal dengan istilah sindrom kekentalan darah merupakan keadaan klinis gangguan pembekuan darah.
"Tapi apakah hiperkoagulasi ini terjadi akibat komorbidnya, ini yang masih kita pelajari," ujarnya. [rin]