WAHANANEWS.CO, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono menegaskan bahwa Indonesia kini memiliki kemampuan untuk memberikan layanan bedah otak dengan standar yang setara dengan negara-negara maju.
Ia menyampaikan apresiasi kepada Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) yang berhasil melakukan operasi bypass cerebral pertama di Sumatra Utara melalui kerja sama dengan RSUP H Adam Malik Medan.
Baca Juga:
Program Cek Kesehatan Gratis Diluncurkan, Wamenkes: Anak-anak Senang dan Happy!
Dengan keberhasilan ini, Sumatra Utara resmi menjadi provinsi kedelapan yang memiliki program pengampuan bypass cerebral surgery.
Menurut Dante, pencapaian tersebut merupakan langkah besar dalam pengembangan layanan kesehatan, khususnya dalam penanganan penyakit stroke yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia.
"Untuk itu Kemenkes meminta rumah sakit rujukan untuk terus mendorong penguatan akses pelayanan yang ada termasuk dalam penyakit stroke. Proctoring Bypass Cerebral Surgery merupakan bagian dari program yang menegaskan peran rumah sakit bukan hanya sebagai pemberi layanan," ujar Dante dalam kegiatan Proctoring Bypass Cerebral Surgery di RS Adam Malik, Sabtu (27/9/2025).
Baca Juga:
Wamen PPPA dan Wamenkes Tinjau Pelaksaaan Skrining TBC di Lapas Perempuan Tangerang
Ia mengingatkan bahwa stroke hingga saat ini masih menempati urutan ketiga penyebab kematian tertinggi di dunia.
Oleh karena itu, rumah sakit di Indonesia didorong untuk terus memperkuat layanan agar pasien bisa mendapatkan penanganan optimal tanpa harus pergi ke luar negeri.
Wamenkes juga menegaskan bahwa rumah sakit rujukan harus berperan lebih luas, tidak hanya sebagai penyedia layanan medis, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran, mentoring, dan rujukan bagi rumah sakit lain di daerah.
Hal ini sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan kualitas tenaga medis dan memperluas akses layanan kesehatan spesialis.
Dante menambahkan, program pengampuan ini bertujuan untuk mendukung peningkatan mutu operasi bypass cerebral sesuai standar internasional.
"Ke depan, kami tidak ingin hanya di delapan provinsi, tapi seluruh provinsi di Indonesia mampu menyediakan layanan bedah otak tingkat akhir secara mandiri," tegasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUP H Adam Malik, dr. Zainal Safri, menjelaskan bahwa operasi bypass cerebral terutama ditujukan bagi pasien dengan penyakit moyamoya.
Penyakit langka ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah otak yang meningkatkan risiko stroke berulang.
"Kasus moyamoya di rumah sakit ini belum pernah dilakukan tindakan medis. Untuk itu kami bekerja sama dengan tim medis RS PON," ungkap dr. Zainal Safri.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan semakin banyak pasien di Sumatra Utara dan wilayah sekitarnya yang dapat memperoleh layanan bedah otak tingkat tinggi tanpa harus dirujuk ke luar provinsi atau luar negeri.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]