WahanaNews.co | Akhirnya muncul juga jawaban mengapa pasien Covid-19 kerap kehilangan indera penciuman. Seiring hilangnya penciuman, para penderita juga umumnya kehilangan indera perasa. Alhasil, sulit bagi individu penderita Covid-19 untuk makan dengan benar.
Sebuah tim peneliti dari Italia menemukan bahwa hilangnya rasa dan bau diamati dalam tubuh pada saat yang sama ketika ada lonjakan interleukin 6 dalam darah.
Baca Juga:
Terkait Pasien Covid-19, RS Dapat Ajukan Klaim Biaya Sebelum 1 September
Interleukin 6 adalah molekul sinyal peradangan. Menurut studi, pengukuran kadar interleukin 6 yang bersirkulasi mungkin penting dalam mengidentifikasi perkembangan penyakit di antara pasien yang terinfeksi Covid-19.
Sementara itu, beberapa orang yang mendapatkan kembali bau mereka dalam beberapa hari, dalam banyak situasi kembali normal melalui proses yang sangat lambat.
Sebuah studi penelitian pada 2020 telah menemukan bahwa lebih dari 70% orang yang kehilangan penciumannya pulih setelah sebulan.
Baca Juga:
Resmi Jadi Endemi, Pasien Covid-19 Tetap Ditanggung BPJS Kesehatan Berdasar Indikasi Medis
”Menurut beberapa ahli, pasien dengan kehilangan indra penciuman pasca-virus memiliki kemungkinan 60% hingga 80% untuk mendapatkan kembali beberapa fungsi penciumannya dalam setahun,” kata Laporan Harvard dilansir dari Times of India, Minggu (6/3).
”Indra penciuman biasanya berkurang karena usia, nah pemulihannya bisa memakan waktu lebih lama. Dan bahkan kurang lengkap untuk orang dewasa yang lebih tua,” lanjut laporan itu.
Pelatihan penciuman atau mengendus produk aromatik akan membantu membangkitkan indra penciuman, kata para ahli.
Menurut penelitian, hanya sel-sel penciuman yang rentan terhadap virus corona, bukan neuron sensorik yang mentransmisikan indera penciuman. Artinya kondisi tersebut hanya sementara. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.