WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti persoalan kesehatan gigi dan mulut yang hingga kini masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), sekitar 57 persen penduduk berusia di atas tiga tahun tercatat mengalami masalah gigi.
Baca Juga:
Jambi Raih Status Pengampuan KJSU dari Kemenkes RI Berkat Kepemimpinan Gubernur Al Haris
Direktur Penyakit Tidak Menular (PTM) Kemenkes, Nadia Tarmizi, menekankan bahwa masyarakat kerap menyepelekan sakit gigi.
“Kalau sakit gigi hilang dengan obat pereda nyeri, biasanya masyarakat tidak melanjutkan ke pengobatan. Padahal masalah giginya tidak selesai,” kata Nadia saat ditemui wartawan di Kantor Kemenkes, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Nadia menjelaskan, sejumlah penyakit gigi masih mendominasi kasus kesehatan masyarakat, mulai dari karies, gigi berlubang, gigi tanggal, hingga radang gusi.
Baca Juga:
Kemenkes Tegaskan Obat Cacing Rutin Diberikan, Kasus Sukabumi Jadi Peringatan Serius
Ia juga menyoroti masih rendahnya literasi kesehatan gigi di masyarakat.
“Mayoritas masyarakat masih memiliki kebiasaan menyikat gigi hanya pada pagi hari saat mandi dan malam sebelum tidur. Padahal, waktu yang dianjurkan untuk menyikat gigi adalah setelah makan agar lebih efektif mencegah kerusakan gigi,” lanjut Nadia.
Sejalan dengan itu, Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Usman Sumantri, mengingatkan pentingnya momentum Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Menurutnya, hanya sebagian kecil masyarakat yang benar-benar rutin melakukan pemeriksaan ke dokter gigi.
“Indonesia hebat dimulai dari menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pencegahan jauh lebih murah dan lebih mudah dibandingkan pengobatan,” ujar Usman.
Berdasarkan data PDGI, dari seluruh penduduk yang mengalami masalah gigi dan mulut, hanya sekitar 10 persen yang secara rutin memeriksakan diri.
Bahkan, hanya 2,8 persen masyarakat yang menyikat gigi dengan benar pada waktu yang tepat.
“Pemerintah sudah menunjukkan perhatian besar melalui program pemeriksaan kesehatan gratis yang juga mencakup layanan gigi. Ke depan, perlu diperkuat upaya promotif dan preventif,” tutur Usman menutup pernyataannya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]