WahanaNews.co, Jakarta - Kecerdasan anak bukan hanya tentang kemampuan mengenali angka dan berhitung. Menurut Howard Gardner, seorang pakar psikologi dari Amerika Serikat, kecerdasan melibatkan berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Howard Gardner mengidentifikasi 9 jenis kecerdasan, yang juga dikenal sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelligences).
Baca Juga:
Orang Cerdas Paling Anti Ucapkan 5 Kalimat Ini
Sembilan jenis kecerdasan majemuk ini mencakup kecerdasan musikal, kecerdasan alamiah, kecerdasan linguistik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan logika matematika, kecerdasan kinestetik, dan kecerdasan moral.
Karena itu, orang tua tidak boleh hanya mengandalkan nilai di rapor untuk menilai kecerdasan anak. Ketika seorang anak tidak menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam pelajaran berhitung, sebagai contoh, mungkin saja ia memiliki kecerdasan yang lebih unggul dalam aspek-aspek lain.
Pentingnya, kita tidak boleh mempersempit makna kecerdasan. Karena kenyataannya, dalam diri setiap anak terdapat potensi yang beragam yang dapat dikembangkan.
Baca Juga:
Cenderung Introvert, Ini Ciri-ciri Orang dengan Intelektualitas Tinggi Menurut Psikologi
Melansir Klik Dokter, berikut adalah ragam jenis kecerdasan majemuk pada anak dan cara untuk mengembangkannya:
1. Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan dalam bidang bahasa mencakup kemampuan dalam mengelola kata-kata, pemahaman tata bahasa, dan ekspresi ide serta informasi melalui tulisan.
Anak yang memiliki kecerdasan bahasa atau kemampuan linguistik biasanya memiliki keunggulan dalam mengingat kata-kata, dapat dengan mudah bercerita meskipun kalimat yang diucapkan mungkin belum terlalu jelas, serta seringkali memiliki minat dalam membaca buku.
Untuk mengembangkan kecerdasan bahasa pada anak, orang tua dapat melibatkan mereka dalam aktivitas bernyanyi, mendorong anak untuk berbicara secara rutin, serta bermain dengan kata-kata. Selain itu, orang tua juga dapat merangsang perkembangan kemampuan bahasa anak dengan membaca cerita-cerita dongeng bersama-sama.
2. Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan logika matematika meliputi kemampuan berpikir logis, memahami sebab akibat, suka teka-teki, serta ketertarikan terhadap angka. Kecerdasan majemuk ini dapat ditunjukkan dengan ketertarikan si Kecil pada analisis masalah angka.
Nah, untuk merangsang kecerdasan tipe ini, orang tua dapat mengenalkan konsep angka dan berhitung sedini mungkin, mengajak anak melakukan permainan strategi, serta melakukan percobaan ilmiah sederhana.
3. Kecerdasan Visual dan Spasial
Kecerdasan majemuk lainnya adalah kecerdasan visual dan spasial. Kecerdasan tipe ini meliputi kemampuan mengenali objek dan bentuk, pola, posisi, mudah membaca peta dan denah, serta mampu berpikir secara kreatif.
Anak yang memiliki kecerdasan ini mudah untuk mengingat gambar, wajah seseorang, gerakan yang dilihat, pola, maupun tekstur.
Cara mengembangkan kecerdasan visual dan spasial pada anak adalah dengan mengajaknya menggambar, membuat karya, membangun dari balok, menyusun puzzle, mengajarkan arah serta berbagai bentuk motif.
4. Kecerdasan Kinestetik (Gerakan)
Kecerdasan kinestetik meliputi kemampuan koordinasi gerak tubuh yang baik dan sangat menikmati kegiatan fisik.
Anak yang memiliki kecerdasan ini senang melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya saja olahraga, berlari, menari, bermain sepeda. Mereka jarang menyukai aktivitas yang hanya duduk diam.
Untuk mengembangkan kecerdasan majemuk kinestetik, orang tua bisa mengajak si Kecil melakukan berbagai aktivitas fisik seperti berlari, menari, berlatih keseimbangan tubuh, dan menirukan berbagai gerakan tubuh seperti pantomim.
5. Kecerdasan Musikal
Salah satu dari 9 kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner adalah kecerdasan musikal. Kecerdasan ini meliputi kepekaan tinggi terhadap nada, cepat menghafal irama dan lagu, dan senang bernyanyi.
Kecerdasan musikal dapat diasah dengan cara mengajari anak bermain alat musik dan mengajak bernyanyi.
Lewat latihan yang diajarkan, nantinya si Kecil mampu menganalisis nada hingga menciptakan lagu.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan berhubungan baik dengan orang lain, memahami perasaan orang lain, dan menikmati keberadaan di tengah-tengah kelompok.
Kecerdasan interpersonal berhubungan dengan keterampilan sosial atau interaksi dengan orang lain.
Cara mengembangkan kecerdasan majemuk ini adalah dengan mengajak anak beraktivitas bersama orang-orang baru, mendorongnya untuk berinteraksi dengan orang lain, serta mengikutsertakan anak dalam bakti sosial.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan mengenali diri sendiri, mengekspresikan perasaan, percaya diri, dan mampu menyatakan apa yang disukai dan tidak disukai.
Dengan memiliki kecerdasan ini, anak dapat mengetahui potensi, punya tujuan dan mampu mengendalikan keinginannya.
Untuk mengembangkan kecerdasan majemuk ini, orang tua dapat melatih si Kecil untuk tekun dan bertanggung jawab atas tugasnya, serta mempercayakannya terhadap tugas-tugas tertentu.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis melibatkan minat terhadap pemahaman alam dan sensitivitas terhadap lingkungan, termasuk hewan, tumbuhan, dan kosmos.
Anak yang memiliki kecerdasan naturalis yang unggul cenderung memiliki hasrat untuk memahami segala jenis makhluk hidup yang mereka temui.
Untuk merangsang rasa ingin tahu dan mengembangkan kecerdasan naturalis pada anak, orang tua dapat mengajak mereka untuk merawat tanaman atau hewan peliharaan, melakukan perjalanan wisata di alam, serta memberikan pengetahuan tentang berbagai aspek alam.
9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan eksistensial merupakan salah satu jenis kecerdasan majemuk yang mungkin tampak kompleks bagi anak-anak.
Dalam jenis kecerdasan ini, anak-anak memiliki minat dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam tentang eksistensi manusia, seperti "Apa tujuan hidup kita?", "Apa arti kematian?", dan pertanyaan serupa.
Tidak jarang, kecerdasan eksistensial dikaitkan dengan kecerdasan spiritual.
Dengan memahami berbagai jenis kecerdasan majemuk pada anak, orang tua dapat memberikan pendekatan pembelajaran yang lebih beragam. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa nutrisi anak mendukung perkembangannya secara optimal.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]