Ini adalah bahan yang membuat plastik jadi lebih lentur atau elastis. Hasil studi mendapati bahwa paparan ptalat pada ibu hamil dapat menurunkan kadar hormon testosteron pada janin laki-laki.
Akibatnya, janin lebih berisiko terlahir dengan testis (buah zakar) yang belum sepenuhnya turun dan penis yang kecil. Jarak antara anus dengan alat kelamin juga cenderung lebih pendek. Semua hal ini dihubungkan dengan meningkatnya peluang gangguan kesuburan di kemudian hari.
Baca Juga:
Bahaya Mikroplastik Jika Masuk ke dalam Tubuh Anak
Selain kedua bahan tersebut, ada pula bahan kimia berbahaya lain yang kerap ditambahkan ke dalam plastik. Misalnya, zat pewarna yang kerap mengandung logam berat atau bahan beracun lainnya, serta zat antiapi dan antikuman.
Meski bahaya mikroplastik pada kesehatan masih kontroversial, tak ada salahnya untuk mulai mengurangi penggunaan plastik.
Apalagi pada 2018, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan sampah plastik terbanyak setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Jadi, bisa dikatakan bahwa ancaman bahaya mikroplastik ini nyata.
Baca Juga:
Kontaminasi Mikroplastik di Sungai Babel Tertinggi Nomor Empat
Anda bisa memulainya dengan membatasi penggunaan kemasan makanan atau kantong belanja dari plastik. Begitu juga dengan penggunaan air minum kemasan, serta sebisa mungkin gunakan pakaian yang berbahan katun karena tidak akan melepaskan partikel mikroplastik.
Setelah menyimak paparan di atas, Anda bisa lebih mewaspadai bahaya mikroplastik bagi kesehatan. Dengan mengikuti saran-saran di atas, Anda telah membantu mengurangi jumlah pencemaran mikroplastik di lingkungan. Selain itu, Anda pun dapat menurunkan risiko bahaya mikroplastik bagi kesehatan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.