WAHANANEWS.CO, Jakarta - Setiap tanggal 8 Oktober, dunia memperingati Hari Disleksia Sedunia atau World Dyslexia Awareness Day.
Peringatan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap disleksia, yaitu gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan mengeja.
Baca Juga:
RSCM Luncurkan Panel Genetik MODY untuk Perkuat Deteksi Dini Diabetes Usia Muda
Kondisi ini tidak berkaitan dengan tingkat kecerdasan, sehingga penyandang disleksia tetap dapat berprestasi dan berpotensi besar di berbagai bidang.
Disleksia pertama kali diidentifikasi oleh Oswald Berkhan, seorang dokter asal Jerman pada tahun 1881.
Beberapa tahun kemudian, istilah “disleksia” diperkenalkan oleh Rudolf Berlin, seorang dokter mata yang juga berasal dari Jerman.
Baca Juga:
Kemenkes Luncurkan Sandbox Kesehatan 2025 untuk Percepat Inovasi Teknologi Medis
Penemuan ini menjadi tonggak awal dalam memahami gangguan belajar yang hingga kini masih sering disalahpahami oleh masyarakat luas.
Peringatan Hari Disleksia Sedunia bertujuan untuk menghapus stigma negatif, meningkatkan pemahaman publik, serta mendorong dukungan inklusif di bidang pendidikan dan sosial bagi para penyandang disleksia.
Melalui peringatan ini, masyarakat diingatkan bahwa setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda dan membutuhkan pendekatan yang sesuai agar dapat berkembang secara optimal.