Tidak hanya kasusnya yang meningkat, jumlah pasien COVID-19
di AS yang dirawat juga mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlahnya
meningkat 70 persen dibandingkan saat gelombang pertama di negara tersebut.
"Ini juga terlihat yang masuk rumah sakit di AS masih
tinggi dan terus naik. Bahkan sekarang mencapai 70 persen dari kondisi
gelombang sebelumnya. Kematiannya memang lebih rendah, tapi trennya naik karena
memang dari kasus konfirmasi ke perawatan ada jeda waktu, dari perawatan ke
kematian ada jeda," jelas Budi.
Baca Juga:
PDHI Gorontalo Berikan Vaksinasi Gratis untuk Hewan Peliharaan
Sementara di Israel, menurut Budi, vaksinasi dosis kedua
mereka telah mencapai 63 persen. Namun sejak varian Delta menyebar membuat jumlah
kasus corona mereka meningkat lagi
"Bahkan di Israel mendekati puncak sebelumnya sudah 80
persen. Ini juga diikuti oleh orang yang masuk rumah sakit, dan juga diikuti
dengan yang wafat walaupun kembali... yang wafatnya baru mulai, kami lihat baru
mulai," kata Budi.
"Hal yang menarik di Inggris, terjadi kenaikan tinggi.
Perbedaan dengan Inggris dan Israel, mereka lebih landai dari perawatan dan
kematian," tambah Budi.
Baca Juga:
Dinkes DKI Jakarta: Per 1 Januari 2024 Vaksinasi COVID-19 Berbayar
AstraZeneca adalah vaksin dengan teknologi baru, yaitu
berplatform adenovirus atau merekayasa virus agar menjadi vaksin untuk
menginfeksi virus lain. Sedangkan vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia
memakai teknologi lama, yaitu berplatform inactivated virus. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.